Sidoarjo, Ronggolawe News – Kriminalisasi terjadi lagi pada wartawan dan kali ini nasib sial sedang dialami oleh Pemimpin Redaksi Media Pena Rakyat News.
Pemred Media Pena Rakyat News , Henry Samosir yang lagi menaiki sepeda motor disiang bolong dihentikan rombongan bus dan beberapa orang turun dan memukul Hanri sampai muka berdarah, kabarnya terdapat oknum Marinir turut mengeroyok. Kejadian berlangsung di Jl. Raya desa Durungbedug, Candi, Sidoarjo. Jumat (25/06/2021).
Dari keterangan yang dihimpun oleh awak media, kejadian bermula ketika Samosir melintasi jalan raya desa Durungbedug dari arah utara ke selatan, tiba-tiba bus pariwisata TN Bersatu Jaya tiba-tiba muncul dari arah barat membelok ke jalan raya desa Durungbedug.
Karena bus mengambil haluan hingga memakan hampir seluruh jalur, Samosir menghentikan sepeda motornya karena terhalang. Karena tidak diberi akses melintas oleh bus, Samosir mendorong mundur sepeda motonya.
Suasana mulai bergejolak ketika sopir bus melontarkan kata-kata bernada tidak mengenakkan sembari menghentikan bus. Terjadi percekcokan antara Samosir dan Sopir bus, yang kemudian beberapa penumpang bus yang diduga anggota TNI melibatkan diri, sebelum akhirnya melakukan pemukulan dan percobaan pengeroyokan.
Sementara keterangan Hanri, berawal dari antara pengendara sepeda motor Hanri yang tak lain adalah pimpinan redaksi media Pena Rakyat News yang berpapasan dengan bus TN BERSATU JAYA nopol W 7305 US yang memuat rombongan dari des Durungbedug Candi Sidoarjo di pertigaan kawasan Candi.
Posisi bus tidak dapat berbelok, Hanri langsung berhenti dan memundurkan sepeda motornya, namun saat berpapasan sopir bus bukannya berterima kasih, malah memberikan hadiah umpatan kalimat kotor terhadap Hanri dan tidak hanya kalimat kotor beberapa orang dalam bus dan nada yang mengaku anggota Marinir turun dengan beberapa orang mengeroyok dan memukul Hanri sampai babak belur.
Kejadian ini dibenarkan oleh tim kuasa hukum dari Hanri yang terdiri dari Prasetyohadi Prabowo, S.H.,M.H., Aditya Anugrah Purwanto, S.H., dan Kudus Surya Dharma,S.H. dalam keterangannya kepada awak media bahwa akan mengawal kasus pengeroyokan ini sampai tuntas, pasalnya apa yang dilakukan rombongan dan didalamnya terdapat pengakuan adanya oknum TNI-AL yang turut serta mengeroyok dan pastinya laporan akan kami sendirikan.
“Kami dari tim kuasa hukum korban menunggu hasil perkembangannya, termasuk hasil visum, nanti akan diketahui hasilnya dalam waktu paling lama 3 kali 24 jam, karena hasil visum kan tidak bisa serta-merta langsung keluar hari ini paling cepat 1 kali 24 jam. Setelah dari hasil visum itu keluar pasti kami akan dipanggil lagi untuk pemeriksaan penyelidikan kasus ini, karena tadi bentuknya adalah pengaduan atau laporan, baru nanti kemungkinan penyidik akan memanggil seluruh orang yang ada di TKP karena tadi data-datanya penumpang termasuk KTP sudah ada di penyidik”. Ujarnya.
Kuasa Hukum Prasetyohadi Prabowo, S.H.,M.H., Aditya Anugrah Purwanto, S.H., dan Kudus Surya Dharma,S
Kudus Surya Dharma juga menambahkan, dirinya awalnya meragukan proses awal mediasi antara pihaknya dengan rombongan bus dari Durungbeduk, namun karena tidak ada titik temu maka pihak Polres Kota Sidoarjo melanjutkan proses hukumnya. Nomor : LP/B/211/VI/2021SPKT/POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR.
“Kami sudah mengantisipasi terkait hasil visum dari RSUD Sidoarjo dengan memeriksa ulang di rumah sakit lain agar menjadi pembanding” ucap Surya.
Sementara menurut Samsul, S.H. selaku Direktur Utama PT Media Putra Pena sekaligus Ketua Umum di Media Pena Rakyat News yang hadir pada saat pemeriksaan di Polres Kota Sidoarjo menegaskan, bahwa pihak kepolisian harus serius menangani perkara pengeroyokan ini, hal ini agar menjadikan pelajaran bagi semuanya bahwa etika dijalan raya walaupun dalam kondisi bagaimanapun juga harus tetap kepala dingin.
Samsul juga menambahkan bahwa untuk yang diduga oknum Marinir yang turut memukul saudara Hanri Samosir berharap berkasnya segera dilimpahkan ke kesatuannya (Pomal) pasalnya dirinya saat kejadian juga sudah berkordinasi dengan Pomal.
Menurut keterangan Humas AWDI Jatim Munif yang ikut mendampingi Korban Selain Team Pengacaranya Korban di Polresta Sidoarjo, luka sobek di bawah mata dan berdarah, bisa jadi pelaku pemukulan dan pengeroyokan ini, di jari tangannya menggunakan semacam Cincin yang ada mata batu permatanya semisal yang kita ketahui memakai Cincin Akik, selain berdarah juga ada lebam-lebam bekas pukulan mulai Pipi sebelah kiri dan benjolan di belakang telinga sebelah kiri ada luka lecet juga entah itu bekas Cakaran atau Pukulan. team kuasa hukum korban masih menunggu hasil Visum dari RSUD Sidoarjo semalam sampai sekarang Korban pengeroyokan ini masih merasakan trauma dan mengalami pusing-pusing juga Nyeri di seluruh area kepalanya.
Terkait dengan dugaan keterlibatan anggota TNI, bila nantinya terbukti terlibat maka, pihaknya akan menyampaikan surat permohonan kepada Polresta Sidoarjo untuk dilimpahkan ke Pomal atau pihak yang berwenang dalam hal ini adalah institusi TNI. Dan AWDI Jatim akan turut mengawal kasus ini bersama tim kuasa hukumnya sampai selesai,” pungkas Munif.(red)