Madiun, 13 November 2024 – Berlokasi di Rumah Makan Icha Saradan, acara paparan laporan akhir Rencana Induk Peta Jalan dan Pemajuan IPTek di Daerah (RIPJPID) Kabupaten Madiun tahun 2025-2029 dilaksanakan oleh tenaga ahli dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Acara ini dibuka oleh Kabid Riset dan Inovasi Daerah Bapperida Kabupaten Madiun, dan sambutan disampaikan oleh Kepala Bapperida Kabupaten Madiun, Bapak Kurnia Aminulloh.
Acara dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, akademisi dari Sekolah Vokasi UNS, Unmer, Politeknik Negeri Madiun, Akademi Perkeretaapian Madiun, Universitas Widya Mandala, serta perwakilan dari perangkat daerah.
Dalam paparannya, terdapat beberapa Produk Unggulan Daerah (PUD) yang menjadi potensi Kabupaten Madiun, antara lain:
- Pertanian melalui produk padi low carbon
- Bluder
- Brem
- Manco
- Wisata Selingkar Wilis
Pernyataan dari Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah Bapperida Kabupaten Madiun, Evidia Andriani
Evidia Andriani, Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah Bapperida Kabupaten Madiun, menekankan pentingnya rencana induk dan peta jalan pemajuan IPTEK daerah sebagai amanah dari Permendagri Nomor 78/2021. Setiap daerah diwajibkan menyusun rencana induk dan peta jalan kemajuan IPTEK, yang juga terkait dengan BRIN dan riset inovasi nasional.
Rencana induk ini berfungsi sebagai bahan telaah dalam penyusunan RPJMD teknokratik dan RJMD di tahun 2025, ketika bupati terpilih telah definitif. Dokumen ini menjadi salah satu referensi dalam penyusunan RPJMD, bersama dengan dokumen lain seperti KLHS dan RTRW.
“Kami mengundang perguruan tinggi untuk berkolaborasi karena keterbatasan anggaran dan kebutuhan teknologi yang memerlukan sumber daya manusia dari perguruan tinggi. Harapannya, peta jalan ini dapat diimplementasikan dan diaktualisasikan oleh OPD terkait,” ujar Evidia.
Evidia berharap rencana induk dan peta jalan ini dapat dimasukkan dalam RPJMD dan menjadi panduan bagi OPD dalam mengembangkan program-program unggulan daerah serta menangani permasalahan utama. Kolaborasi dengan perguruan tinggi diharapkan dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya dan teknologi.
Selain itu, juga dibahas permasalahan utama daerah yaitu kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan.
Kurnia Aminulloh mengharapkan bahwa kajian ini dapat diimplementasikan di Kabupaten Madiun dan dapat bersinkronisasi dengan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang (RPJPD 2025-2045) dan jangka menengah (RPJMD 2025-2029), yang menjadi instrumen pendukung utama.
Acara ini menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, akademisi, dan para pemangku kepentingan dalam upaya mendorong kemajuan IPTEK di Kabupaten Madiun serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. (Red)