Jakarta, Ronggolawe News – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melakukan mutasi besar-besaran dengan menggeser sebanyak 745 personel pada Rabu (26/06/2024).
Mutasi besar-besaran Polri itu termuat dalam empat surat telegram Kapolri, masing-masing bernomor ST/1236/VI/KEP./202, ST/1237/VI/KEP./2024, ST/1238/VI/KEP./2024, dan ST/1239/VI/KEP./2024.
Salah satu mutasi yang menuai sorotan adalah promosi Kadiv Propam Irjen Syahardiantono menjadi Kabaintelkam.
Berdasarkan ST/1236.VI/KEP.2024, Irjen Syahardiantono menggantikan Komjen Suntana sebagai Kabintelkam Polri. Adapun Komjen Suntana dimutasi menjadi Pati Baintelkam Polri dalam rangka pensiun.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, mempertanyakan promosi Irjen Syahardiantono yang kini naik pangkat jadi jenderal bintang tiga.
Sebab, kata Bambang, pemilihan perwira tinggi yang mengisi jabatan jenderal bintang tiga seharusnya pernah menjabat sebagai kapolda minimal dua kali, salah satunya harus di polda bertipe A plus.
Bambang pun mempertanyakan sistem meritokrasi di tubuh Polri terkait promosi tersebut. Kendati menilai Irjen Syahardiantono cukup mumpuni mengisi jabatan Kabaintelkam, Bambang mempertanyakan motif di balik penunjukkannya.
“Jadi, promosi beliau sebagai Kabaintelkam tentunya layak dipertanyakan, apa motif di baliknya?” kata Bambang.
Menurut Bambang, promosi tersebut mengindikasikan “penataan gerbong” jelang suksesi presiden dari Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto pada Oktober 2024 mendatang.
Bahkan, Bambang menilai, mutasi ini bisa jadi persiapan pergantian jabatan kapolri yang saat ini diisi Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Listyo Sigit saat ini telah menjabat sebagai Kapolri selama empat tahun.@red