Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah
Ronggolawe News – Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T. atau yang kerap disapa Risma merupakan seorang Menteri Sosial Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju yang mulai menjabat sejak tanggal 23 Desember 2020. Keren bukan Ibu satu ini? Sangat menginspirasi wanita-wanita diluar sana untuk terus maju.
Lalu, seperti apakah kehidupan Risma dari masa kecil sampai menjadi seorang Menteri Sosial, berikut penjelasan lebih rinci mengenai Tri Rismaharini.
Masa Kecil Tri Rismaharini
Tri Rismaharini lahir pada tanggal 20 November 1961 di Kediri, Jawa Timur. Tri Rismaharini merupakan anak ketiga dan memiliki lima saudara. Ayah Tri Risma bernama Muhammad Chuzaini dan Ibunya bernama Siti Mudjiatun. Tri Risma menghabiskan masa kecilnya di Kediri. Namun, saat usianya menginjak remaja Risma dan saudara-saudaranya harus pindah ke Surabaya karena terjadi beberapa hal.
Saat usianya memasuki sekolah dasar, Tri Rismaharini menempuh pendidikannya di SD Negeri Kediri dan lulus sekolah pada tahun 1973. Tri Rismaharini melanjutkan studinya dengan sekolah di SMP Negeri 10 Surabaya dan berhasil lulus pada tahun 1976. Kemudian Tri Rismaharini melanjutkan sekolah akhirnya di SMA Negeri 5 Surabaya dan lulus pada tahun 1980.
Tri Rismaharini menempuh pendidikan strata 1 dan mengambil jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS Surabaya dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1987. Tri Rismaharini melanjutkan pendidikan S-2 dengan mengambil program Manajemen Pembangunan Kota di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS Surabaya dan meraih gelar masternya pada tahun 2002.
Pada bulan April 2014 dalam acara ITS EXPO, Tri Rismaharini mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seorang dosen di almamaternya saat selesai menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Dan pada tanggal 4 Maret 2015, Tri Rismaharini mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya atau ITS. Gelar kehormatan diberikan kepadanya sebagai bidang Manajemen Pembangunan Kota pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan juga Perencanaan.
Tri Rismaharini mengakhiri masa lajangnya dan menikah dengan Djoko Saptoadji dan telah dikaruniai dua orang putra dan putri. Anak laki-lakinya bernama Fuad Bernardi, dan anak putrinya bernama Tantri Gunarni. Diketahui Tri Risma juga memiliki hubungan keluarga dengan Mohammad Nuh, yakni hubungan sepupu. Mohammad Nuh merupakan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia yang menjabat sejak tanggal 22 Oktober 2009 sampai tanggal 24 Oktober 2014.
Tri Rismaharini Sebagai Walikota Surabaya
Sebelum menjabat sebagai Wali Kota, Tri Rismaharini menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan atau DKP kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya atau BAPPEKO hingga tahun 2018. Tri Rismaharini meniti karir sebagai seorang pegawai negeri sipil atau PNS Kota Surabaya sejak dekade sekitar 1990.
Tri Rismaharini merupakan wanita pertama yang menjabat sebagai Wali Kota dan juga wanita pertama yang terpilih langsung menjadi Wali Kota melalui pemilihan kepala daerah sepanjang sejarah Demokrasi di Indonesia. Tri Rismaharini juga merupakan kepala daerah perempuan pertama di Indonesia yang sering masuk kedalam daftar pemimpin terbaik dunia.
Melalui pemilihan langsung inilah Tri Rismaharini menggantikan Bambang Dwi Hartono yang kemudian menjabat sebagai wakil Risma. Pasangan bakal calon Risma dan Bambang diusung oleh partai PDIP dan sudah memenangi pilkada Surabaya 2010 dengan perolehan suara mencapai 38,53% atau 258.187 dari jumlah suara keseluruhan.
Pada tanggal 28 September 2010 pasangan Risma dan Bambang resmi dilantik oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam sidang paripurna DPRD kota Surabaya. Tri Rismaharini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya pada tanggal 28 September 2010 sampai 28 September 2015 dan tanggal 17 Februari 2016 sampai 23 Desember 2020.
Tri Rismaharini memulai masa jabatannya dengan menata Kota Surabaya dari yang sebelumnya buruk penataannya. Tri Rismaharini melanjutkan tugas sejak dilantiknya menjadi Wali Kota tahun 2010. Pada masa kepemimpinan Tri Rismaharini dari DKP sampai menjadi Wali Kota, kota Surabaya menjadi lebih asri, lebih hijau, lebih segar dan tertata dengan baik dibandingkan kota Surabaya sebelumnya.
Namun, pada tanggal 14 Juni 2013 di tengah masa jabatannya Bambang D. H. mengundurkan diri pada 14 Juni 2013 karena maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada pemilihan kepala daerah Jawa Timur 2013. Pasca pengunduran diri Bambang, Risma didampingi oleh Whisnu Sakti Buana, yang merupakan seorang putra politisi senior PDIP atau Wakil ketua MPR RI periode 1999 sampai 2004. Soetjipto Soedjono yang terpilih secara aklamasi sebagai wakil Wali Kota Surabaya dalam sidang paripurna DPRD Kota Surabaya pada tanggal 8 November 2013 dan resmi dilantik pada tanggal 24 Januari 2014.
Tahun 2015 pada pemilihan kepala daerah serentak pasangan Risma dan Whisnu diusung oleh PDIP dan kembali terpilih menjadi Walikota Surabaya dengan kemenangan mutlak sebesar 86,34% suara atau 893.087 suara dari jumlah keseluruhan. Pada tanggal 17 Februari 2016 Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota Surabaya bakti tahun 2016 sampai 2021 di Gedung Negara Grahadi bersamaan dengan pelantikan 16 Bupati atau Wali Kota hasil Pilkada Serentak tahun 2016 di Jawa Timur.
Sebagai Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sukses membuat kota Surabaya berubah dari yang dulu. Kini Kota Surabaya lebih tertata dan lebih asri.
1. Penataan Kota
Tri Rismaharini membangun taman-taman kota sebagai pemugaran taman bungkul di Jalan Raya Darmo dengan memilih konsep all in one entertainment park, taman di Bundaran Dolog, taman buah Undaan dan taman di Bawean serta beberapa tempat lainnya yang dahulu mati tetapi saat ini tiap malam banyak warga Surabaya yang berkunjung.
Tri Rismaharini juga membangun jalur pejalan kaki dengan memilih konsep yang modern di sepanjang Jalan Basuki Rahmat yang kemudian dilanjutkan hingga ke Jalan Tunjungan, Blauran dan Panglima Sudirman.
2. Isu Pemberhentian
Pada tanggal 31 Januari 2011, belum setahun Tri Rismaharini menjabat, Ketua DPRD Surabaya Whisnu Wardhana menurunkan Risma dengan hak angketnya. Penurunan ini karena adanya Peraturan Wali Kota Surabaya atau Perwali Nomor 56 tahun 2010 tentang Perhitungan nilai sewa reklame dan Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 57 tentang perhitungan nilai sewa reklame terbatas di kawasan khusus kota Surabaya yang menaikkan pajak reklame menjadi 25%.
Tri Rismaharini juga dianggap melanggar Undang-undang, yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri atau Permendagri Nomor 16/2006 tentang Prosedur penyusunan hukum di daerah dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008. Hal itu karena Walikota tidak melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah atau SKPD terkait dalam membahas maupun menyusun Perwali.
Keputusan tersebut didukung oleh enam dari tujuh fraksi politik yang ada pada dewan termasuk PDIP yang mengusungnya. Hanya fraksi PKS yang menolak dengan alasan tindakan pemberhentian dirasa terlalu jauh dan belum cukup memiliki bukti dan data. Tentang Perwali Nomor 57 yang diterbitkannya itu, Tri Rismaharini memiliki alasan bahwa pajak di kawasan khusus perlu dinaikkan agar pengusaha tidak berbuat seenaknya memasang iklan di jalan umum dan juga supaya kota tak menjadi belantara iklan. Melalui adanya pajak yang tinggi, pemerintah berharap para pengusaha iklan beralih memasang iklan di media massa, daripada memasang baliho-baliho di jalan-jalan kota.
Mendagri Gamawan Fauzi turut angkat bicara terkait hal tersebut dan menegaskan bahwa Tri Rismaharini tetap menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dan menilai alasan dari pemakzulan Tri Rismaharini merupakan hal yang mengada-ada. Kemudian beredar sebuah kabar bahwa hal tersebut disebabkan banyaknya kalangan DPRD Kota Surabaya yang tidak senang dengan politik dari Tri Rismaharini yang terkenal tidak kompromi dan terus maju dalam membangun Kota Surabaya, selain itu Risma juga menolak keras pembangunan tol di tengah Kota Surabaya yang tidak akan mengurangi kemacetan.
Tri Rismaharini lebih fokus untuk meneruskan proyek frontage road dan MERR-IIC atau Middle East Ring Road yang menghubungkan area industri Rungkut sampai ke Jembatan Suramadu area timur Surabaya yang juga akan bermanfaat untuk pemerataan pembangunan Kita Surabaya.
3. Isu Pengunduran Diri
Beredar kabar Tri Rismaharini ingin mengundurkan diri dari Wali Kota Surabaya, kabar ini menyebar setelah wawancara Risma di salah satu stasiun televisi swasta nasional pada pertengahan Februari 2014. Hal-hal penyebab pengunduran Risma seperti pemilihan dan pelantikan Wali Kota yang menurut Risma tidak sesuai prosedur, persoalan Kebun Binatang Surabaya, sampai persoalan pembangunan tol di tengah Kota Surabaya.
Rencana pengunduran diri tersebut hampir ditolak oleh seluruh masyarakat Surabaya, dikarenakan prestasi yang diberikan Risma selama memimpin Surabaya, sampai munculnya gerakan di situs online yang bernama “Save Risma” untuk mendukung kepemimpinan Risma sebagai Wali Kota. Isu ini sontak seolah mengiyakan keputusan Risma mengundurkan diri dengan adanya asumsi ketidakcocokan antara Tri Rismaharini dengan Wakilnya, Whisnu Sakti Buana sebagai Wali Kota karena Whisnu merupakan salah satu tokoh dibalik rencana pemakzulan Risma pada awal tahun 2011.
Kabar tersebut mulai mereda sesaat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri turun tangan bersama dengan pimpinan DPP PDIP yang datang ke Surabaya pada tanggal 1 Maret 2014 yang juga didampingi oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Megawati meminta agar Risma melanjutkan masa jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya sampai masa jabatannya berakhir pada 28 September 2015.
4. Taman Bungkul
Kala itu, perusahaan es krim Wall’s yang berada dibawah naungan PT. Unilever Indonesia tengah mengadakan acara bagi-bagi es krim gratis kepada masyarakat Surabaya yang diadakan di tengah taman, yakni Taman Bungkul pada 11 Mei 2014. Warga berbondong-bondong berkumpul pada pembagian es krim sampai menerobos tanaman-tanaman yang ada. Bahkan kendaraan beroda dua juga turut menginjak tanaman yang ada. Hal ini mengakibatkan jalanan macet dan tanaman rusak parah.
Acara bagi-bagi es krim dibubarkan oleh Polisi dan Satpol PP sekitar pukul 10.00 WIB. Selang beberapa waktu, Tri Rismaharini datang ke lokasi pembagian es. Risma marah besar saat melihat kondisi tanaman di Taman Bungkul. Tri Rismawati langsung menghampiri panitia penyelenggara bagi-bagi es krim. Risma berkata, “Kalian tahu berapa lama waktu untuk buat Taman Bungkul jadi indah?!”, ujar Risma dengan nada tinggi. Risma minta stafnya yang berada di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya untuk melaporkan penyelenggara acara ke jalur hukum. Risma juga meminta stafnya menggunakan Undang-undang pengrusakan lingkungan sebagai dasar pelaporan.
Selaku penyelenggara, PT Unilever Indonesia Tbk siap bertanggung jawab semua biaya kerugian yang dialami oleh Pemerintah Kota Surabaya. Insiden kerusakan taman terjadi karena banyaknya warga yang datang, dan kejadian tersebut tidak diprediksi oleh selaku penyelenggara. Dion Aji Setiawan selaku Area Sales Manager Jawa Timur PT Unilever Indonesia Tbk mengatakan, bahwa pihaknya tidak menyangka antusias dari warga Surabaya akan es krim gratis tinggi. Panitia penyelenggara menyiapkan sebanyak 10.000 buah, tetapi pengunjung yang datang mencapai 70.000 orang., bahkan ada beberapa pula pengunjung yang datang dari luar Kota Surabaya.
Kota Surabaya yang dipimpin oleh Tri Rismaharini memiliki segudang prestasi, seperti halnya:
1. Kota Surabaya meraih delapan kali piala Adipura Kencana berturut-turut, tahun 2011 sampai tahun 2018 untuk kategori kota metropolitan, dan juga Adipura Paripurna pada tahun 2016.
2. Pada tahun 2012 Risma juga membawa Surabaya menjadi kota terbaik dalam partisipasi se-Asia Pasifik.
3. Pada Oktober 2013, Risma membuat kota Surabaya mendapatkan penghargaan Future Government Awards 2013 tingkat Asia-Pasifik.
4. Kota Surabaya menerapkan sistem respon cepat atau central clearing house. Yang mana warga bisa mengirimkan keluhannya serta saran melalui telepon, sms, surat elektronik, fax, situs internet dan sosial media.
5. Pada tahun 2013 Taman Bungkul pernah mendapatkan penghargaan The 2013 Asian Townscape Award dari Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai taman terbaik se-Asia.
6. Surabaya juga menerima penghargaan Internasional Future City versi FutureGov untuk Surabaya Single Windows atau SSW pada tahun 2014.
7. Tri Rismawati juga dinobatkan sebagai Wali Kota terbaik ketiga di dunia versi World City Mayors Foundation atas keberhasilannya dalam mengubah Surabaya menjadi kota yang tertata dan rapi, pada tahun 2015.
8. Tri Rismaharini juga masuk jajaran 50 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Fortune bersama dengan tokoh-tokoh lain pada tahun 2015. Risma mendapatkan penilaian bahwa Ia berhasil melakukan banyak sekali terobosan tentang lingkungan yang luar biasa di Surabaya. Risma juga dinilai berhasil mengubah kota besar dengan jutaan penduduk yang polusi, kemacetan dan kekumuhan menjadi kota metropolitan yang tertata dan kaya akan tanaman. Risma juga dinilai berhasil mengubah banyak lahan pemakaman gersang menjadi ruang penyerapan air sehingga dapat menangkal terjadinya banjir.
9. Pada tanggal 13 Agustus 2015, Risma mendapatkan anugerah tanda kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo bersama 14 tokoh lainnya di Istana Negara.
10. Pada November 2015, Risma juga mendapatkan penghargaan anti korupsi dari Bung Hatta Anti Corruption Award. Risma memperoleh penghargaan ini karena selama menjadi Wali Kota Surabaya berhasil menjadikan Kota yang cantik dan tertata serta mengembangkan sistem e-procurement atau lelang pengadaan barang elektronik.
11. Tri Rismaharini mendapatkan penghargaan Lee Kuan Yew City Prize pada Juli 2018, penghargaan ini karena kota Surabaya dianggap sebagai salah satu kota besar di dunia yang mampu mempertahankan serta mengelola kampung di tengah kota dengan manajemen pemerintah serta partisipasi masyarakat yang sangat baik di tengah laju pembangunan kota yang berkembang dengan pesat.
Tri Rismaharini Sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia
Pada tanggal 22 Desember 2020, Tri Rismaharini dipilih oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Sosial di Kabinet Indonesia Maju yang menggantikan Juliari Batubara yang terjerat kasus korupsi dari dana Bansos Covid-19. Pelantikan Tri Rismaharini dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2020 dan dilantik langsung oleh Presiden Joko Widodo pada reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Tri Rismaharini diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo di halaman Istana Merdeka bersama dengan enam Menteri lain yang merupakan hasil perombakan kabinet.
Pada 14 September 2018 Tri Rismaharini terpilih secara aklamasi sebagai Presiden UCLG-ASPAC untuk masa bakti 2018-2020 menggantikan Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan, dalam Kongres UCLG-ASPAC 2018 atau Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah Se-Asia Pasifik di Surabaya.
Nah, itulah biografi mengenai perjalanan karir seorang Tri Rismaharini. Memang keren wanita satu ini dan bisa dijadikan sebagai panutan. Jika ingin mencontoh prestasi serta gaya kepemimpinannya Ibu Tri Rismaharini, Grameds dapat baca buku yang tersedia di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha memberikan yang terbaik!