Tuban, Ronggolawe News – Kegiatan Bakti sosial bertajuk “meraih ridho Ilahi bersama Anak Yatim piatu dan Dhuafa” yang digelar oleh Media Ronggolawe News mempunyai makna yang berasal dari rasa kebersamaan untuk saling berbagi.
Bertempat di kantor Redaksi Media Ronggolawe News di Jl.Patimura Tuban kegiatan itu dihadiri oleh personal dari berbagai daerah dengan memberikan santunan kepada 60 anak yatim-piatu dan kaum dhuafa di dilanjutkan dengan berbagi ta’jil kepada pengguna jalan.
Pemimpin Redaksi Media Ronggolawe News, Anto Sutanto dalam arahannya mengatakan bahwa
Kegiatan santunan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan sisi humanis dari perusahaan media yang berada di sekitar lingkungan masyarakat.
“Hadirnya kami, tidak hanya sebagai perusahaan media yang terus mengembangkan pemberitaan, namun harapannya dapat menjangkau dan bisa saling berbagi dengan masyarakat terutama anak-anak kami para Yatim-piatu dan juga kaum dhuafa,” terang Anto Sutanto disela- sela saat berbuka puasa bersama. Sabtu.23/04/2022.
Di tambahkan oleh Anto, bulan suci Ramadan ini, harus meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Terlebih saat ini masih berada pada masa pandemi Covid-19. Tentunya, Ada berbagai macam platform yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk tetap saling berbagi rasa. Dampak pandemi ini sangat berat di seluruh aspek kehidupan.
“Dalam bakti Sosial Ramadan kali ini kita berupaya turut membantu meringankan saudara-saudara kita dengan berbagi,” ungkapnya.
Rasulullah ﷺ bersabda: Barangsiapa menjaga anak yatim di antara umat Islam sampai menjaga makannya, dan minumnya, maka Allah pasti bakal memasukan orang itu ke dalam surga. Kecuali orang itu berbuat dosa yang tidak bakal diampuni. (HR Tirmudzi)
Rumah terbaik ada anak yatim yang disantuni
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : خَيْرُ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسَنُ اِلَيْهِ وَشَرُّ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسَاءُ اِلَيْهِ
Rasulullah ﷺ bersabda: Sebagus-bagusnya rumah orang islam yaitu yang di dalamnya ada anak yatim yang disantuni dengan baik. Dan seburuk-buruknya rumah orang Islam itu adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan buruk. (HR. Ibnu Majah)
Terhindar dari azab Allah di hari kiamat
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَالَّذِىْ بَعَثَنِى بِالْحَقِّ لَا يُعَذِّبُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ رَحِمَ الْيَتِيْمَ وَاَلَانَ لَهُ فِى الْكَلَامِ وَرَحِمَ يُتْمَهُ وَضُعْفَهُ وَلَمْ يَتَطَاوَلْ عَلَى جَارِهِ بِفَضْلِ مَااَتَاهُ اللَّهُ.
Rasulullah ﷺ bersabda: Demi Allah yang telah mengutusku dengan haq. Allah tidak akan mengazab pada hari kiamat orang yang mengasihi anak yatim, dan lemah lembut pada anak yatim dalam bicaranya, dan mengasihi orang itu pada kemalangan dan kesusahan yatim itu, dan ia tidak sombong terhadap tetangganya karena sebab kelebihan yang diberikan Allah padanya. (HR. Thabrani).
“Selain mengingat Allah SWT, mensyukuri segala nikmat yang diberikan dapat juga dilakukan dengan cara yang lain. Salah satu hal yang cukup mudah dilakukan adalah dengan memelihara dan menyantuni Anak Yatim-piatu dan kaum dhuafa. Bukan tanpa alasan, seperti yang kita ketahui terdapat setidaknya 2,5 persen hak dari Anak Yatim-piatu dan kaum dhuafa pada seluruh harta yang kita miliki,” jelas Anto.
Oleh karena itu, memberikan hak tersebut pada mereka menjadi langkah yang tepat dalam menunjukan rasa syukur pada Allah SWT. Terkait hal ini, dari Abu Hurairah Rasulullah Muhammad SAW bahkan pernah bersabda,
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian dan janganlah memandang kepada orang yang lebih tinggi dari kalian, sebab hal itu lebih baik agar kalian tidak menghina nikmat Allah”. (HR. Bukhari & Muslim)
Penggalan hadist di atas sesungguhnya merupakan anjuran dari Rasulullah untuk sebaik – baiknya agar dapat berkaca pada wajah dan kehidupan para dhuafa. Pasalnya, dhuafa diijinkan oleh Allah untuk memiliki segala macam bentuk keterbatasan. Dengan selalu senantiasa memandang ke arah mereka hendaknya kita dapat lebih sering bersyukur.
“Hal tersebut juga dapat menghindari kita dari buruknya sifat kufur nikmat. Ya, bagaimana tidak? Jika kita selalu membandingkan kehidupan kita dengan mereka yang memiliki kehidupan lebih baik tentu kita tidak akan pernah dapat mensyukuri segala pemberian dari Allah SWT. Oleh karena itu, agar kita dapat selalu mengingat Allah, sangat diutamakan jika kita juga bisa mengingat dan memelihara Anak Yatim-piatu dan kaum dhuafa,” tutupnya.(puji)