Tuban, Ronggolawe News – Dua lembar surat tak bertuan (Surat Kaleng- red) diterima oleh Pengurus Ta’mir Masjid Nurul Huda Al Ihsan Baturetno Tuban, dalam surat tersebut pengirim bak seorang yang paling suci dan benar sendiri dalam tulisannya menceramahi para Ta’mir Masjid dengan menggunakan dalil hadits-hadits untuk mengungkapkan sakit hatinya karena merasa terganggu saat menjelang Sholat Subuh diperdengarkan rekaman pengajian, sehingga dirinya berdalih keluarganya sakit gara-gara kurang tidur karena lembur kerja.
Salah satu jama’ah Masjid Nurul Huda Al Ihsan Baturetno Tuban yang enggan disebutkan namanya pada Media Ronggolawe News ini mengatakan jika itu adalah perbuatan orang yang hatinya sedang sakit.
“Hatinya sedang sakit itu, umumnya disetiap Masjid saat menjelang Sholat pasti akan memperdengarkan pengajian dan Tarhim dengan tujuan untuk mengingatkan muslimin dan muslimat untuk bersiap melaksanakan Sholat,” ungkapnya. Jumat. 02/12/2022.
Ditambahkan olehnya, waktu menjelang subuh itu adalah waktu yang sangat istimewa bagi hamba Allah yang mencari keberkahan dari Allah SWT.
“Apalagi, inikan Lima belas menit sebelum adzan subuh adalah waktu yang istimewa dalam melakukan sholat Tahajud, mestinya dirinya merasakan kesejukan dan melaksanakan sholat Tahajud diwaktu yang sangat istimewa, bukannya malah memberikan ceramah dan menggurui menggunakan hadits-hadits yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan,” Tambahnya.
“Wong gebleq itu mas, Marwah masjid itu sudah jelas, adalah tempat ibadah, didalamnya pasti ada kisi-kisi mortal pengajian sebagai pengingat bagi umat bahwa waktu itu sudah menjelang pelaksanaan Sholat, baik itu Sholat Dhuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Subuh,” katanya.
Dalam surat yang diterima oleh Redaksi Media Ronggolawe News disebutkan bahwa salah satu item yang dipakai adalah Seorang tetangga yaitu orang yang tetangganya tidak pernah aman darı gangguannya.
Rosullullah pernah menegur sahabatnya waktu sahabat itu mengeraskan bacaannya.
“Betul, tapi saat itu Beliau Nabi Muhammad Saw sedang iktikaf di Masjid, itu betul karena tengah malam, mbok yang rasional saja bila mencari alasan,” tambahnya.
“Bagaimana memakmurkan masjid bila orang yang dapat menceramahi tapi dirinya sendiri merasa kepanasan dengan pengingat itu, semoga saja mulai saat ini orang tersebut selalu diberikan kesehatan dan dapat tidur nyenyak dan 2 orang keluarga yang serumah dengan dia tidak sakit lagi, karena mulai saat ini tidak akan pernah mendengar lagi pengajian dan Tarhim menjelang subuh, dan semoga Masjid Nurul Huda Al Ihsan Baturetno Tuban tidak kehilangan marwahnya,” timpal warga yang lain.
“Dan untuk semua Ta’mir Masjid Nurul Huda Al Ihsan Baturetno Tuban, saya berharap jangan karena Mendapatkan surat cinta dari orang yang sedang sakit hatinya itu terus langsung serta Merta menstop kegiatan itu, banyak dari jamaah lain yang protes yang merasa terlena dalam tidurnya kalau tidak mendengar suara pengajian itu, dan supaya Ta’mir Masjid Nurul Huda Al Ihsan Baturetno Tuban sendiri lebih sering untuk menghadiri sholat Subuh di Masjid,” paparnya yang diamini oleh yang lainnya.
Dibawah ini adalah Petikan dari Surat Cinta tak bernama (Surat Kaleng-red) yang diterima Ta’mir Masjid Nurul Huda Al Ihsan Baturetno Tuban.
Kepada para ta’mir masjid Nurul Huda Al Ihsan Baturetno Tuban yang terhormat Bisakah anda anda setiap sebelum adzan subuh tidak memutar rekaman pengajian?
Dirumah saya ada 2 orang penghuni yang membutuhkan ketenangan, Ada yang menderita sakit gara-gara kurang tidur setelah bekerja sampai laut malam untuk memenuhi tanggung jawabnya tanpa ingin memanfaatkan pemberian-pemberian dari para dermawan disekitarnya. Dan seorang yang sudah umur. Yang harusnya bisa cukup tidur, kalau tidak ada suara suara rekaman yang dipaksa diperdengarkan setiap sebelum fajar.
Kalau para ta’mir yang terhormat menganggap saya menyalahi syariah, mungkin anda-anda belum pernah tau hadits-hadits ini, saya paparkan contoh hadits- haditsnya:
- Rasulullah pernah menegur sekelompok orang yang mengeraskan suaranya saat membaca Al Quran padahal beliau sedang beri’tikaf di masjid. Melihat hal itu, Rasulullah bersabda
لصلاة في حال أو القوامة في تعمي على كم يوقع ولا بعدانستم تولين فاريا، متاح الكُم إِن أَلا
Setiap dari kamu adalah orang yang sedang bermunajat pada Tuhannya, maka janganlah sebagian dari kalian menyakiti yang lain. Dan janganlah kalian mengeraskan suara kalian dibandingkan yang lain saat membaca Al Qur’an atau saat shalat. (Abu Dawud, An Nasa’i, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Abdur Razaq, dan Al Baihaqi)
Dengan hadits tersebut, Abu Dawud, An Nasa’i, Ahmad, Ibnu Khuzaimah , Abdur Razaq dan Al Baihagi menunjukkan adanya larangan bagi mereka yang mengeraskan suara baik dalam shalat maupun membaca Al Quran mengganggu orang yang ada di sekitarnya. Terlebih jika mengganggu orang yang sedang sakit
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi Wassalam bersabda
بواقة حارة بأمن لا جان الجار المال لا رسول يا ولد وما قالوا يؤمن لا واللهِ يُؤْمِنُ، لَا وَاللَّهِ تَوَمَن لَا وَاللَّهِ
Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.
Para sahabat bertanya,
Siapa itu wahai Rasulullah?
Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, Seorang tetangga yaitu orang yang tetangganya tidak pernah aman darı gangguannya.
Dengan hadits tersebut, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam memperingatkan dengan ancaman yang besar bagi siapa saja dari umatnya yang tidak menjaga hubungan baik dengan tetangganya atau bahkan mengganggu tetangganya. Banyak gangguan yang bisa dirasakan oleh tetangga, baik dari suaranya, sampahnya, celotehan, ghibahannya atau namimahnya.
Hadits-hadits yang saya paparkan diatas cuma sebagian kecil saja. Kalau mau, masih banyak lagi. Dan hadits-hadits diatas secara tersirat maupun tersurat senafas dengan ayat-ayat Qur’an seperti yang ini
- “An Nisa ayat 36:
بي وبدى احسانا وبالوالدَيْنِ شَيْئًا بِهِ تُشْرِكُوا وَلَا اللَّهَ فَخُورًا مختالًا كان من يُحِبُّ لَا اللَّهَ إِنَّ ايْمَاكُمْ مَلَكَتْ المانجب الجلب والجار القربى دى والم
Artinya: Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tatangga jauh, teman sejawat, Ibnu Sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki Sungguh, Allah tidak menya orang yang sombong dan membanggakan diri.
- “Al A’raf ayat 205:
المانية الان ولا والأصال بالعلو القول من الخير ولون وخَيْقَة تَصَرُّ مَا نَفْسِكَ فِي رَبِّكَ وَالكُر
Artinya: Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak menekan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah
*Al A’raf ayat 55:
المعدين تحب لا الله وحقيةٌ تَطرُّ ما رَبَّكُمْ أَدْعُوا
Artinya: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Apalagi kalau anda-anda mau memaksa orang-orang yang belum masuk islam untuk mendengar yang tidak mereka pahami dengan cara mengarahkan speaker luar ke arah mereka sambil membunyikan sekeras-kerasnya. Ingat! ada ayat ini
“Al Baqarah ayat 256:
Artinya, Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Tafsirnya: Agama yang dipaksakan, akan berakhir dengan luka dan air mata. Tidak ada kebahagiaan. Tidak ada manfaat sedikitpun didalamnya. Bila cenderung dipaksakan, akan berakibat fatal. Mereka yang sudah dipaksa, akan cenderung untuk pergi meninggalkannya. (jangan pikir yang akan murtad saja, pikirkan juga orang yang mau belajar Islam tapi mengurungkan niat gara-gara segerombol orang yang ingin “amar ma’ruf nahi munkar”/”menjalankan syari’at”/”sylar”/”da’wah atau apapun penyebutannya).
Ingat! sebelum membaca Quran, fahami Basmallah dulu, Biar tidak merasa sebagai “Allah Swt. Karena yang hidup bukan cuma anda anda yang selalu berada di masjid. Disekitar masjid juga ada tetangga. Yang bekerja siang ataupun malam. Bahkan ada yang sampai dini hari gara-gara lembur. Yang sehat ada, yang belum sehat juga ada.
Perbedaan adalah Rahmat. Rahmat untuk kesempatan mendapatkan pahala. Perbedaan juga Sunatullah. Makanya. Ayol kita mencari pahala dengan cara memanusiakan manusia. Dan tenggang rasa (teposlio kata wong Jowo).(@nt)