Lamongan, Ronggolawe News – Calon Ibu negara Siti Atikoh Supriyanti yang merupakan Istri capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo melanjutkan Syafari politiknya. Kali ini menyambangi Kabupaten Lamongan berkesempatan berdialog dan menyerahkan sertifikat produk UMKM yang digelar di Gedung Korpri setempat, Rabu (20/12/2023).
Dihadapan para UMKM itu, Atikoh mengungkapkan keberpihakannya kepada kaum perempuan dan marjinal yang kerap kali tersingkirkan, terkhusus kepada pelaku UMKM. Atikoh menyebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mensupport mereka. “Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mensupport mereka salah satunya kredit usaha khusus perempuan tapi saya tidak menjanjikan, sehingga keberpihakan kita kepada kaum marjinal benar-benar nyata,” ungkapnya.
Atikoh juga turut mendorong agar para pelaku UMKM bisa bertransformasi ke ruang digital serta menerapkan model pemasaran yang lebih efisien dan efektif. “Ada anak-anak muda yang sudah memiliki kompetensi digital marketing bisa menggerakkan pelaku UMKM melakukan pembinaan bagaimana cara memotret, menarasikan dan memasarkan ke ruang digital,” ujarnya.
Dalam kegiatan di Lamongan, Siti Atikoh selain menemui ratusan pelaku UMKM juga menyerahkan secara langsung sertifikat produk UMKM dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Apalagi UMKM adalah sokoguru perekonomian Indonesia yang jika dikalkulasikan jumlah tenaga kerjanya 80 persen sehingga perlu dikuatkan dari sisi kemampuan, agar UMKM bisa naik kelas dan sektor ekonomi bisa lebih berjaya lagi.
“Dengan dokumen ini usaha sudah diakui. Dan terlindungi, akses program pemerintah tentu ini juga bisa diintegrasikan. Umkm biasanya dari sisi permodalan bisa difasilitasi pemerintah,” paparnya.
Sementara itu, di kesempatan menyapa pelaku UMKM dan ibu -ibu tersebut, Istri capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo, mengucapkan selamat Hari Ibu kepada ibu-ibu dan perempuan Indonesia, dan tetap bahagia.
Menurut Atikoh, Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember adalah refleksi perjuangan ketika kaum perempuan Indonesia melakukan kongres untuk pertama kalinya di tahun 1928 di Yogyakarta. Saat itu, kaum perempuan Indonesia ingin berkontribusi untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Kaum perempuan, terang Atikoh, juga ingin equality dari sisi pendidikan untuk kaum perempuan agar perempuan terlindungi dari sisi kesehatan dimana ketika itu angka kematian ibu melahirkan itu tinggi sekali. “Hari ibu menurut saya pribadi, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” katanya.
Di kesempatan itu, Atikoh berpendapat, Hari ibu bukan sekedar mother’s day karena kalau mother’s day itu adalah ibu kandung kita. Tapi , tambah Atikoh, adalah bagaimana kaum perempuan itu bisa support perempuan lain agar mereka lebih berdaya, jadi lebih bermanfaat untuk orang lain.
“Untuk menjadi keluarga yang bahagia tentunya diperlukan kerjasama karena keluarga itu adalah sebuah tim, baik kita dengan suami, dengan keluarga besar karena kalau di Indonesia itu kan extended family, buka cuma kita dengan suami atau kita dengan anak tetapi extended family, ada ipar, ada mertua, lha agar terjadi harmonisasi perlu dilakukan adjustment dan setiap individu memiliki goals yang sama,” ujarnya.
Atikoh juga berpesan kepada semua ibu-ibu di Indonesia untuk jangan lupa bahagia. Karena, menurut Atikoh, kalau kita bahagia maka energi yang ada adalah energi positif sehingga bisa konsentrasi untuk produktif dan bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat. Pesan yang kedua, ungkap Atikoh, perempuan itu harus mandiri karena saya mengalami sendiri ketika saya ditinggal orang tua kita menjadi insecure, ketika kita mandiri kita jadi siap dengan segala kondisi dan confidence kita juga tinggi. “Selalu berpikir positif, dan selalu berprasangka baik kepada Yang Maha Kuasa,” ajaknya.(puji)