Mojokerto, Ronggolawe news – Masyarakat menuntut desa Kedunglengkong harus transparan soal sewa kios,aksi yang awal mulanya di Balai desa Kedunglengkong, akhirnya dipindahkan di kecamatan Dlanggu, kabupaten Mojokerto menggelar aksi damai audensi dengan pemerintah desa Kedunglengkong yang di fasilitasi camat Dlanggu di ruang pertemuan lantai lll kantor kecamatan Dlanggu. Pada Kamis pukul 10.00 WIB (2/5/2024).
Masyarakat desa Kedunglengkong bersama dengan Ketua Barracuda Hadi Purwanto, S.T, S.H tersebut menuntut pihak Pemdes transparan terhadap anggaran keuangan hasil penyewaan 17 kios selama 6 tahun terakhir ini.
Audensi antara warga Kedunglengkong dengan pemerintah desa Kedunglengkong yang di mediasi oleh camat Dlanggu Akmad Samsul Bahri tersebut tidak membuahkan hasil, pasalnya Pemdes tidak bisa menunjuk dokumen perjanjian sewa kios yang diminta oleh warga, dan warga memberi waktu sampai besok pagi untuk di penuhi tuntutannya apabila tak dipenuhi warga siap menggelar aksi lagi, sampai tuntutan terpenuhi.
Dalam hal ini Hadi Purwanto yang ditunjuk sebagai wakil masyarakat memberi batas waktu sampai besok pagi. “Kalau dari perangkat tidak bisa memenuhi tuntutan kami, masyarakat akan menggelar demo besar-besaran,” jelas Hadi
Selanjutnya saat di konfirmasi Puluhan awak Media, Hadi Purwanto yang biasa disapa Hadi Gerung mengatakan, bahwa dalam penyewaan kios di Desa Kedunglengkong selama hampir 6 tahun tidak di kelola dengan baik, karena tidak di kelola oleh BUMDes sebagaimana dengan regulasi.
“Kami menduga kalau pengelolaan keuangan penyewaan kios itu dilakukan secara pribadi, dan uang hasil penyewaan kios masuk ke kantong pribadi” ungkap Hadi
Hadi Purwanto yang saat ini lagi menempuh pendidikan S2 ini juga mengatakan, ini adalah pertemuan yang ketiga dan perangkat desa belum bisa menunjukan LPJ tentang pengelolaan keuangan kios desa.
“Besok pihak desa janji mau menunjukan bukti LPJ keuangan kios Desa karena sejauh ini jawaban perangkat berubah-ubah” kata Hadi Gerung.
Sementara dua hari yang lalu, lanjut Hadi, perangkat desa saat dikumpulkan oleh pihak kepolisian pengakuannya semua ada di Almarhum kades, namun hari ini berbeda lagi jawabannya.
“Kalau soal janji – janji, Kita tidak mau tahu, yang terpenting,kalau besok mereka bisa menunjukan sesuai dengan keasliannya jam 9 di balai desa, kita akan datang, kalau tidak kita segera demo yang lebih besar tidak audensi lagi” imbuhnya.
Hadi sebagai wakil yang ditujuk oleh warga, bahwasannya menginginkan,soal transparansi, uang sewa menyewa kios, jangan ada dugaan untuk memperkaya diri sendiri atau sekelompok orang, dan sejauh ini terdapat 17 kios dengan nilai sewa pertahun mulai dari 3 sampai 4 juta, “tuturnya.
“Pengakuan dari perangkat itu 3 juta pertahun ada yang 4 juta pertahun, mangkanya kami ingin tau PerDesnya seperti apa, karena semua ada di PerDes, dan dugaan saya PerDesnya di sembunyikan” pungkasnya (heni)