Tuban, Ronggolawe News – Seorang pekerja diduga tewas saat bekerja pada proyek penambangan pasir kwarsa . Pekerja yang belum diketahui identitasnya itu menurut warga setempat diindikasi bernama Budi merupakan warga Sale Jawa Tengah dan merupakan operator alat berat penambangan pasir kwarsa.
Operator alat berat itu meregang nyawa saat sedang mengoperasikan alat berat di tambang pasir kwarsa yang terletak di kawasan Desa Belikanget Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban. Rabu. 06/07/2022. Sore hari.
Kepala Desa Belikanget Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban, Pradesa Suhartanto pada Media Ronggolawe News melalui komunikasi via WhatsApp mengatakan pihak desa telah menerima laporan adanya kejadian tersebut.
“Nggeh ada toh mas,nak soal kejadiane aku kurang tahu, Saya minta maaf mas, saya kurang tahu nggeh sebenare gimana kronologinya, soale saya nggak pernah main ke lokasi tambang,” terang Kades.
Terkait perizinan menurut keterangan Kepala Desa, tambang itu dikelola oleh Roda Jaya.
“Nggeh mas, ada ijinya, Roda jaya, pemliknya saya nggak pernah ngerti, Ijinya waktu pak inggi duluu mas, Waktu mau mnambang saya ditunjukan surat ijinya,” ungkapnya.
Sebagai informasi dari warga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa begitu kejadian besoknya alat berat sudah langsung diangkat dari tempat kejadian perkara menurut warga tersebut juga tidak mengetahui di mana alat berat itu dibawa.
Saat Media ini konfirmasi ke Pihak Polsek Tambakboyo, Kapolsek Tambakboyo, AKP Eko Sumartono menjawab singkat.
“Langsung ke pak kasat reskrim pak,” jawab Kapolsek.
Kasatreskrim Polres Tuban, AKP M. Gananta, S.I.K., M.Si saat dikonfirmasi pada Media ini membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Benar telah terjadi kejadian tersebut, kronologisnya pada hari Rabu tanggal 6 Juli 2022 kejadiannya sekitar sore menjelang magrib, cuacanya mendung agak gerimis operator alat berat tersebut kejatuhan pasir dari atas dan pada saat kejadian operator tersebut dalam keadaan masih hidup dan dibawa ke Puskesmas,” ungkap Kasat Reskrim.
Ditambahkan oleh Kasatreskrim jika sekitar pukul 8 malam korban meninggal dunia.
“Korban akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 08.00 malam” terangnya.
“Saksi-saksi di lapangan termasuk pihak pengelola mengatakan kejadian tersebut terlalu cepat, pihak kepolisian sudah melakukan olah TKP, keluarga korban tidak mau jenazahnya diotopsi dan pihak pengelola sudah memberikan santunan juga berjanji memberikan jaminan pendidikan pada anak korban,” pungkasnya.(@nt)