Ronggolawe News – Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyempatkan diri singgah di rumah pengasingan Bung Karno di Ende
Saat berkunjung ke Ende pada Sabtu (2/12/2023), capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyempatkan diri singgah di rumah pengasingan Bung Karno, presiden pertama Republik Indonesia.
Ganjar menyaksikan sejumlah peninggalan di rumah yang jadi tempat pengasingan Bung Karno oleh Belanda ketika menjadi tahanan politik pada 1934-1938 tersebut. Ganjar mengamati sudut demi sudut rumah tersebut.
Pikiran mantan gubernur Jawa Tengah ini membayangkan betapa beratnya perjuangan Bung Karno dalam mewujudkan kemerdekaan.
“Setiap kita ke Ende, pasti kita ke rumah pengasingan Bung Karno. Dan di sinilah, selama kurang lebih 4 tahun Bung Karno ada di sini,” ujar Ganjar di Ende, Sabtu (2/12/2023).
Tampak benda-benda peninggalan rumah itu masih tersusun rapi seperti piring-piring, lampu, tongkat, lukisan, biola, setrika, ketel, sampai pegangan korang. Terlihat juga terdapat sumur yang menjadi tempat Bung Karno memenuhi kebutuhan air.
Ganjar menyempatkan diri membasuh wajah dan kakinya dari air sumur itu. “Airnya masih sangat segar, jernih,” ucap Ganjar.
Bukan cuma peninggalan fisik yang ada di rumah pengasingan Bung Karno di Ende, taman yang menjadi tempat Bung Karno merenung di bawah pohon sukun untuk menginspirasi lima butir sila dalam Pancasila, juga disambangi Ganjar.
“Dengan segala kreativitasnya, Bung Karno tetap berkarya di tengah pengasingannya. Ada Tonil yang ia ciptakan, lukisan, edukasi dan ada inspirasi luar biasa sampai akhirnya merenung di bawah pohon sukun yang menghasilkan lima sila Pancasila. Ende memang sangat bersejarah,” kata Ganjar.
Usai datang ke rumah pengasingan Bung Karno di Ende, Ganjar merasakan bagaimana Pancasila lahir lewat perjuangan pendiri bangsa yang tidak mudah. Dasar negara itu terwujud penuh dengan semangat dan nasionalisme tinggi.
“Kita sebagai anak bangsa wajib menghargai Pancasila, sehingga pemikiran yang ditorehkan Bung Karno dalam renungannya benar-benar bisa kita terapkan. Caranya bagaimana, jangan korupsi, jangan kolusi dan jangan nepotisme. Karena di sinilah pahlawan kita menyerahkan seluruh harta, nyawa, tenaga, pikiran, semuanya untuk kesejahteraan bangsanya. Kita harus menghormati mereka,” pungkasnya.