Nganjuk, Ronggolawe News – Pengerjaan Jembatan Mungkung, Kecamatan Rejoso, Nganjuk, yang dibangun dengan anggaran fantastis lebih dari Rp 9 miliar, menuai sorotan publik. Demikian ini setelah ditemukan retakan pada struktur pondasi sekitar jembatan, padahal proyek tersebut belum diresmikan.
Temuan ini memunculkan kekhawatiran terkait kualitas konstruksi dan profesionalisme pelaksana proyek.
Warga sekitar melaporkan adanya retakan pada bagian pondasi sekitar jembatan serta beberapa komponen lainnya. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar, mengingat jembatan tersebut baru selesai dibangun dan belum digunakan secara resmi oleh masyarakat.
“Kalau baru selesai sudah retak, bagaimana nanti saat digunakan? Kami sangat khawatir akan keselamatan pengguna jembatan,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Proyek Jembatan penghubung antara Kecamatan Rejoso dan Kecamatan Bagor di Desa Mungkung Kecamatan Rejoso, yang dikerjakan CV,Arkananta dengan sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Nganjuk senilai Rp. 9.293.766.000. Namun, retakan atau ambrol yang muncul sebelum peresmian membuat banyak pihak mempertanyakan pengawasan selama proses pembangunan.
Sementara itu, Hamid Seorang LSM pemerhati infrastruktur turut mengkritik kejadian ini.
“Ini adalah bukti lemahnya pengawasan dan kontrol kualitas pada proyek-proyek infrastruktur. Dengan anggaran sebesar itu, seharusnya hasilnya bisa jauh lebih baik,” kata Hamid, Sabtu (7/12/2024).
Hamid menambahkan, itu jelas faktor penyebabnya pada kontruksi bangunan, sudah tahu, kalau tanah nya labil, bangunan pelengkap di sekitar jembatan tidak di perkuat dan kalau hal seperti ini, tumpuan nya karena faktor cuaca, debit air hujan berlebihan kurang masuk akal, penahan sekitar jembatan.
Menurut Hamid, bangunan pelengkap di sekitar jembatan yang ambrol atau retak, fungsinya menampung air buangan dari perkampungan warga yang mengalir ke sungai, baik di sisi utara maupun selatan, jika tidak di perkuat akan memperparah kerusakan.
“Ini masih awal musim penghujan sudah ambrol, apalagi nanti ketika nanti pada pertengahan atau puncak nya musim hujan, ancaman kerusakan bangunan pelengkap di sekitar jembatan akan lebih parah,” tambah hamid.
Pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nganjuk, belum memberikan pernyataan resmi terkait permasalahan ini. Namun, saat di konfirmasi wartawan melalui sambungan WhatsApp nya membantah jika, retak atau ambrolnya bangunan pelengkap sekitar jembatan tersebut karena kesalahan kontruksi bangunan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Nganjuk, Gunawan Widagdo menyampaikan, kalau strukturnya insha Allah aman, itu pada bangunan pelengkap di lokasi yang memang seringkali begitu.
“Kita sedang lakukan upaya perbaikan perbaikan,” jelas Gunawan.
“Jadi, kalau dikatakan karena kontruksi bangunan kurang benar, itu dikarenakan karakter tanah di situ labil dan air sangat deras saat hujan dua hari lalu. Mulai tadi malam dilakukan perbaikan hingga saat ini, doakan bangunan yang ambles atau retak tersebut segera taratasi,” pungkas Gunawan.@ronald