Tuban, Ronggolawe News – Calon Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini yang akrab disapa Bu Risma melakukan kunjungan ke Kabupaten Tuban bersama pengurus DPD PDIP Provinsi Jawa Timur yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Ony Setiawan, S.E. Selasa. 17/09/2024.
Risma memulai kunjungannya di Kabupaten Tuban dengan ziarah ke makam wali dan tokoh besar yang menjadi bagian dari sejarah dan kebudayaan Jawa Timur. Risma ziarah ke Makam Adipati Ronggolawe serta Makam Sunan Bonang.
Setelah ziarah di Makam Adipati Ronggolawe, Risma membagikan kerudung kepada masyarakat yang sudah mengantri ingin berfoto dan bersalaman dengan Risma.
Dari Makam Adipati Ronggolawe, Risma dengan menaiki becak menuju ke Makam Sunan Bonang, antusias warga pun sangat berjubel menanti Bakal Calon Gubernur Jawa Timur itu.
Risma menegaskan bahwa keberadaan situs-situs sejarah tersebut perlu terus dijaga dan dilestarikan. “Kita tidak hanya bicara soal pembangunan infrastruktur atau ekonomi saja, tetapi juga bagaimana menjaga nilai-nilai sejarah yang menjadi bagian penting dari identitas daerah kita,” terang Risma usai melakukan ziarah, Selasa .17/09/2024.
Setelah berziarah, Risma melanjutkan kunjungannya dengan berdialog langsung bersama para nelayan di TPI Desa Karang Agung Kecamatan Palang. Selama dialog, Risma mendengarkan langsung berbagai aspirasi dan tantangan yang dihadapi para nelayan, mulai dari akses terhadap peralatan tangkap hingga masalah pengolahan hasil tangkapan yang masih kurang maksimal.
Dengan menawarkan visi pengembangan potensi wilayah pesisir utara Jawa. Wilayah utara Jawa Timur, seperti Tuban, Lamongan dan Gresik memerlukan perhatian khusus terkait pembangunan infrastruktur untuk mendukung perikanan dan pemberdayaan nelayan yang selama ini dinilai menghadapi hambatan akses distribusi dan transportasi.
“Jalur Gresik-Lamongan-Tuban ini sangat strategis, tapi sayangnya kondisinya sudah sulit untuk diakses. Karena itu, saya menawarkan pengembangan jalur ini sebagai solusi,” ungkap Tri Rismaharini di Tuban, Selasa (17/9/2024).
Mantan Walikota Surabaya dua periode ini mengatakan, pengembangan jalur tersebut tidak hanya akan memudahkan distribusi hasil perikanan, tetapi juga memperluas akses ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu para nelayan harus pula meningkatkan nilai tambah hasil laut dengan gagasan mengolah hasil tangkapan nelayan sebelum dipasarkan agar tidak hanya dijual dalam bentuk mentah.
“Kita harus membantu nelayan untuk mengolah hasil laut agar lebih awet dan nilai ekonominya meningkat,” ungkap Risma.
Pengolahan hasil laut yang lebih modern dinilai akan memperpanjang durasi waktu penjualan serta meningkatkan produktivitas pasca panen. Sehingga para nelayan tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan harian, tetapi juga bisa menciptakan produk turunan yang lebih bernilai di pasaran.
Pada kesempatan dialog itu Risma mendapatkan masukan dari para nelayan terkait minimnya BBM jenis solar yang sangat dibutuhkan oleh nelayan.
Risma yang baru saja mengundurkan diri sebagai Menteri Sosial di Era Presiden Joko Widodo itu juga menyentuh isu kemiskinan dan pengangguran yang masih menjadi masalah di wilayah pesisir.
Pengembangan infrastruktur dan industri perikanan dapat membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Jalan alternatif harus ditempuh dan tidak bisa hanya menunggu investor, melainkan harus menciptakan pekerjaan sendiri.
“Kita perlu menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat, terutama melalui UMKM. Saya sudah berbicara dengan beberapa pihak terkait untuk mengembangkan produk perikanan yang bisa diolah di daerah ini,” tambahnya.
Risma menekankan pentingnya peran pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil. Pembangunan SMK unggulan dianggap perlu di berbagai bidang, seperti pertanian dan pemerintahan, agar anak-anak muda memiliki keahlian yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan.
Tidak lupa, Risma juga memberi perhatian kepada pesantren sebagai elemen penting bagi Jawa Timur. Pesantren sebagai kekuatan besar ikut membangun dalam banyak sisi kehidupan.
Risma juga menyinggung isu dampak pemanasan global yang mempengaruhi iklim dan ketersediaan air serta pupuk di masyarakat.
Pemerintah harus lebih fleksibel dalam menangani masalah ini termasuk dengan mendukung pembuatan pupuk organik di petani setempat.
“Kalau memang pupuk subsidi tidak bisa mencukupi, kita harus bantu masyarakat untuk memproduksi pupuk sendiri,” tegas Risma.
Tri Rismaharini, yang baru saja mengundurkan diri sebagai Menteri Sosial RI adalah kader PDIP yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode (2010-2020). Sementara itu, Gus Hans adalah kader Partai Golkar dan pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum, Peterongan, Jombang. Sebelumnya, Gus Hans sempat disebut-sebut akan maju dalam Pilbup Jombang 2024, namun ia memilih berduet dengan Risma dalam Pilgub Jatim.
Dengan pengusungan Risma-Gus Hans, PDIP siap menghadapi Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak yang merupakan pasangan petahana dan diusung oleh mayoritas partai, seperti Gerindra, Golkar, dan Demokrat, pada Pilgub Jatim 2024.@nt