Mojokerto, Ronggolawe News – Ketua PW NU Jawa Timur, yang juga seorang dosen, pengasuh pondok pesantren dan ASN KH.Marzuki Mustamar, hadir pada peringatan Isro’ Mi’roj 1443 H / 2022 M sebagai penceramah di Pendopo Graha Majatama Pemerintah Kabupaten Mojokerto Rabu, 2 Maret 2022 sore hari.
Peringatan Isro’ Mi’roj yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto itu berlangsung ditengah guyuran hujan deras sepanjang berlangsungnya acara.
DR. Didik Khusnul Yakin Asisten 1 bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dalam pidato laporannya menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakannya peringatan Isro’ Mi’roj 1443 H ini adalah Menyemarakkan siar agama Islam dengan mengenang kembali peristiwa Isro’ Mi’roj sebagai tonggak sejarah titik awal diwajibkannya Shalat lima waktu. Juga untuk menjalin silaturrahim dan sinergitas antara ulama dan umaro seluruh ASN Kabupaten Mojokerto guna mensukseskan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto.
Didik juga menampaikan bahwa dasar penyelenggarakan kegiatan Isro’ Mi’roj itu adalah Perbup Mojokerto nomor 15 Tahun 2021 tentang Pejabaran APBD Kabupaten Mojokerto Tahun 2022 dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Mojokerto Bagian Kesra Tahun 2022. Anggaran pelaksanaan kegiatan Isro’ Mi’roj kali ini diambil dari APBD Kabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2022.
Didik sempat berpantun dan bersenandung dalam sambutan laporannya itu. “ Satu titik, dua koma, tanda seru tanda tanya. Shalat itu tiang agama jika roboh hidup tiada guna “ ; Sepohon kayu daunnya rimbun Lebat bunganya serta buahnya Walaupun hidup Seribu tahun Bila tak sembahyang apa gunanya? Walaupun hidup seribu tahun Bila tak sembahyang apa gunanya ?
Bupati Mojokerto dr.Hj. Ikfina Fahmawati, M.Si. dalam sambutannya menyampaikan Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT bisa berkumpul bersama dengan niat menghadiri Peringatan Isro’ Mi’roj nabi Muhammad, SAW. 1443 H/2022 M. Dalam keadaan sehat wal afiat walaupun ditengah-tengah kita sedang berusaha menyesuaikan diri dengan pandemi Covid-19. Tidak masalah saat ini turun hujan deras, ini suatu pertanda berkah dari Allah SWT.
Ikfina mengatakan : “ Ada dua hal yang spesial terkait dengan peringatan Isro’ Mi’roj ini. Pertama perintah shalat lima waktu yang ternyata diperintahkan langsung oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam suatu peristiwa yang betul-betul ini merupakan bukti kekuasaan Allah SWT. Kedua terkait degan bagaimana Rasulullah SAW Ketika menerima perintah shalat Lima Waktu beliau betul-betul memikirkan umatnya. Beliau sangat memahami situasi dan kondisi, keadaan, kekuatan, kemampuan dan permasalahan yang dihadapi umatnya, sehingga bolak balik memohon kepada Allah SWT. agar diringankan perintah shalat tersebut “.
“ Kita yang hadir ini sebagai pemimpin harus meniru dan meneladani bagaimana Rasulullah SAW panutan kita dalam memimpin umatnya. Tidak hanya bekerja asal sudah terserap anggaran dengan baik. Akan tetapi harus meningkat lebih baik lagi hasil program Kerja yang kita jalankan “, kata Ikfina.
KH.Marzuki Mustamar dalam ceramahnya mengatakan : “ Semoga Mojokerto senantiasa Islam, Ahli Sunnah Waljamaah dan tetap Mojokerto serta tetap Nusantara. Insyaallah ketika perpaduan antara nilai Islam dengan nilai tradisi ditata dengan baik maka lestari budayaku, lestari jati diriku dan lancar dakwahku “.
“ Ibu bupati yang sangat saya banggakan, juga gus wakil bupati gus Barraa semoga dibawah pimpinan panjenengan Mojokerto benar-benar menjelma menjadi daerah yang baldatun thoiyyibatun warabbun ghofur. Rakyatnya Makmur, agama begitu marak, TPQ begitu marak, lalu shalawatan. Yasinan, tahlilah di langar-langgar terus hidup, jamaah juga baik, tertib itulah baldatun thoiyyibatun warabbun ghofur “, lanjut Kyai Marzuki.
Selanjutnya KH.Marzuki menjelaskan Isro’ Mi’roj dari sisi lain. Bahwa Nabi Muhammad bukan orang Arab, tapi keturunan Nabi Ibrahim orang Babylonia daerah sekitar Palestina dan Irak. Ibrahim beristrikan Siti Sara yang kemudian tidak punya keturuan dan meminta kepada Ibrahim untuk mengawini pembantunya yang cantik Siti Hajar. Dari perkawinannya dengan Siti Hajar lalu Ibrahim punya anak keturunan yaitu Ismail. Setalah punya pikat, menyusul Ibrabim punya anak keturunan dari Siti Sara yaitu Iskak.
Selanjutnya atas perintah Allah Ibrahim membawa istrinya dan anaknya Ismail hijrah ke Mekkah daerah yang kering, tandus tidak bisa dipakai bercocok untuk beribadah karena dekat dengan Ka’bah. Firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 37 disebutkan Rabbanaa innii askantu mindzurriyyatii ‘inda baitikal muharram (ka’bah)
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.
Di Mekah itulah Ismail beranak pinang yang pada gilirannya lahirlah Nabi Muhammad SAW. Jadi Nabi Muhammad orang Arab karena lahir dan besar di Arab akan tetapi keturunan Nabi Ibrahim AS yang orang Babylonia. Artinya Nabi Muhammad bukan orang Arab asli.
Ketika menjalani Isro’ Mi’roj Nabi tidak langsung Mi’roj, akan tetapi mampir dulu napak tilas ke negara nenek moyangnya di Palestina. Kamu boleh saja hebat hebato, ngetop ngetopo, dakwah dakwaho, maju majuo tapi ojok lali asal asulmu. ( Ngetop boleh ngetop, hebat boleh hebat, maju boleh saja maju, berdakwah berdakwalah tapi jangan melupakan asal usulmu ).
Orang Mojokerto boleh saja alimnya ngetop, dakwahnya ngetop, ngajinya ngetop, hafalan Al-Qur’annya ngetop tapi jangan melupakan asal usulmu , jati dirimu yaitu orang Mojokerto. Menurut NU berIslam itu tadak harus meninggalkan, jati diri, karakter dan nilai-nilai budaya bangsa. Merawat budaya bangsa dan tradisi, ini tidak harus dengan menabrak nilai-nilai Islam.
Mengapa di Muktamar NU ke 33 Jombang NU meneguhkan Islam Nusantara. Bukan bid’ah, bukan maunya Islam dengan bermacam-macam aliran. Apa sih Islam Nusantra itu ? Muslim yang berkomitmen dengan keIslaman tapi tetap, mencintai, membela dan menjaga tanah airnya. Hubbul wathon minal iman. Islam model kami, Islam model NU, Islam seperti apapun. Alim seperti apapun, setinggi apapun makommu kakimu tetap berpijak di Mojokerto, kakimu tetap berpijak di bumi Nusantara. Islam yang berkomitmen tetap menjaga, merawat, mempertahankan apa yang ada di Nusantara, selama itu tidak bertentangan dengan syariat maupun tauhid. Itulah salah satu makna dari Islam Nusantara.
Yang kedua apa maknanya Islam Nusantara ? Makna Islam Nusantara itu kita yang muslimin awam mau gak mau ya manut ustadz, manut ulama, gak mampu kita memahami tafsir sendiri, gak mampu kita menghafal shahih Bukari sendiri, gak mampu kita menguasai Ibnu Katsir sendiri. Mau gak mau harus mengikuti ulama dalam mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah.
Umat Islam di Saudi Arabia manut kepada ulama Saudi, Umat Islam di Mesir manut kepada Ulama, umat Islam di Turki manut kepada para ulama Turki begitu seteusnya. Mohon-mohon umat Islam di Nusantara manut kepada ulama, kyai, habaib Nusantara. Boleh mengansu ilmu di luar negeri di Saudi, Mesir, Maroko, Iran dll tapi sepulngnya nanti mendahulukan manut kepada ulama Nusantara, Ulama Mojokerto sebelum manut kepada ulama luar negeri. Karena ulama Nusntara itulah yang tahu persis budaya, tradisi, kebiasaan maupun adat istiadat sehingga pas dan cocok untuk model dan sistim dakwahnya. Itulah Islam Nusantara yang seterusnya sampai kepada NKRI Harga Mati. Menjaga kelestarian Nusantara sama halnya dengan menjaga Agama Islam.
Kegiatan Isro’ Mi’roj tersebut dihadiri oleh Bupati Ikfina, Wabup KH. M.Albarra, Kakandepag Kabupaten Mojokerto Barozi, Ketua PC NU Mojokerto KH.Adhim Alawi, Sekdakab Teguh, Ketua Tim Pengerak PKK Kabupaten, Ketua Dharma Wanita Persatuan, Gunarko, para staf ahli, asisten setda, para kepala OPD, Camat, dan para karyawan ASN Kabupaten Mojokerto, yang hadir sebanyak 200 orang.(heni)