Tuban, Ronggolawe News – Masyarakat Tuban dikejutkan dengan ditemukannya Dua orang yang merupakan Ibu dan anak, Marianto (45) dan Marsih (59). Keduanya warga Dusun Dermawu, Desa Dermawuharjo, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban meninggal Dunia saat berada di petilasan prapen Empu Supo. Selasa (22/03/2022).
Meninggalnya dua warga itu pertama kali diketahui oleh Sumari, warga Desa Dermawuharjo. Saat itu Sumari sedang ngeram besi (merakit besi) didekat tempat petilasan Empu Supo. Ketika merakit besi, Sumari melihat dua orang tergeletak. Saat didekati, Sumari terkejut jika dua orang tersebut sudah dalam keadaan meninggal dunia.
“Saya sedang merakit besi di dekat petilasan empu supo. Saat merakit saya melihat ada dua sosok tubuh, setelah saya dekati ternyata dua orang meninggal dunia. Kemudian saya langsung menyampaikan ke Kades,” ucapnya.
Ada dugaan kedua korban tersebut hendak melakukan ritual di petilasan Empu Supo. menurut Sumari Karena diduga tidak kuat menghirup gas belerang yang sangat tinggi, dua warga Desa Dermawuharjo meninggal dunia.
“Yang anak posisinya di bawah, kedua tangannya memegang tangan ibunya. Korban bernama Marsih juga diketahui masih sering menjalani ritual di situ,” ungkapnya.
Kapolsek Grabagan, AKP Darwanto pada awak media mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan korban bernama Marsih, diketahui masih sering menjalani ritual untuk menyambut panen.
Lalu anak korban Mariyanto yang merasa janggal karena ibunya tak kunjung kembali, akhirnya mendatangi lokasi ritual. Setelah dicek ternyata sudah tergeletak, kemudian anak yang mencoba menolong juga ikut meninggal dunia karena bau belerang yang menyengat di lokasi.
“Anak dan ibu meninggal di lokasi ritual, karena menghirup bau belerang yang menyengat,” jelas Kapolsek.
Darwanto menambahkan, polisi yang mendapat laporan tersebut langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan pertolongan selain itu, sejumlah saksi juga turut diperiksa untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Di lokasi juga terdapat barang bukti kemenyan, manggar jagung, korek api dan bongkahan belerang. Polisi juga memasang police line di area ritual.
Sementara untuk korban telah dilakukan visum luar dan kini telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
“Hasil visum tidak ada tanda-tanda kekerasan, kedua korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga,” tegasnya.
Sementara, petilasan Empu Supo ini banyak warga meyakini jika petilasan tersebut sering digunakan untuk ritual yang sudah menjadi tradisi yang akan melakukan panen padi. Warga dihimbau agar lebih berhati-hati dan dilarang masuk area dalam petilasan Empu Supo. Karena, penyampaian dari beberapa warga sekitar, setiap malam sampai pagi hari bau gas belerang menyengat sangat tinggi dan menyebabkan sesak nafas.(red)