Terapkan Jam Malam Pasca Demo, Pemkab Kediri Klaim Kerugian Capai Rp500 Miliar
Kediri, Ronggolawe News – Pasca kericuhan demo yang melanda Kabupaten Kediri beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Kediri mengambil langkah tegas dengan memberlakukan aturan jam malam khusus bagi pelajar. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, setelah menggelar rapat koordinasi bersama Forkopimda dan tokoh masyarakat di Bhagawanta, Senin (01/09/2025).
Mas Dhito, sapaan akrabnya, menegaskan jam malam berlaku mulai pukul 21.00 WIB dan ditujukan terutama bagi para pelajar. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga lingkungannya masing-masing demi mencegah kericuhan serupa.
“Jangan sampai kejadian anarkis kemarin terulang. Ada potensi demo lanjutan di wilayah sekitar yang bisa saja merembet ke Kediri,” jelasnya.
Bupati Hanindhito mengungkapkan, kerugian akibat aksi anarkis tersebut ditaksir mencapai Rp500 miliar. Sebanyak 18 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terdampak, mulai dari pembakaran hingga penjarahan aset. Meski begitu, ia memastikan layanan publik tetap berjalan dengan memindahkan sementara beberapa OPD.

Data menunjukkan mayoritas pelaku anarkis adalah pelajar berusia 14–17 tahun. Hal ini membuat peran orang tua dan guru menjadi sangat penting.
“Ini tugas kita bersama. Orang tua harus memastikan anak-anaknya tidak terlibat dalam tindakan kriminal,” tegasnya.
Untuk mengatasi penjarahan, Pemkab Kediri membuka layanan hotline pengembalian barang. Sejumlah orang tua telah mengembalikan barang hasil jarahan, mulai dari tabung LPG, alat tulis kantor, hingga peralatan lainnya. Mas Dhito berharap barang-barang bersejarah dari museum yang hilang juga bisa kembali.
Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa menambahkan, tokoh agama dan masyarakat perlu menggencarkan pendekatan serta kegiatan positif bagi anak muda agar peristiwa serupa tak terulang.
Kapolres Kediri, AKBP Bramastyo Priaji, melaporkan bahwa dari 123 orang yang diamankan, 22 orang telah ditahan setelah barang bukti ditemukan. Sisanya masih dalam penyelidikan. Ia meminta camat dan kepala desa turut mengingatkan orang tua agar lebih mengawasi anak-anak mereka.
“22 orang sudah ditahan karena ada bukti kuat. Yang lainnya masih kami dalami,” ungkapnya.
Sementara itu, Danramil Ragil Jaka menyatakan penyesalan mendalam atas kejadian ini dan menegaskan dukungannya terhadap langkah pemerintah dan kepolisian dalam menjaga keamanan.
Kapolres Kota Kediri, AKBP Anggi Saputra Ibrahim, juga melaporkan ada 20 orang diamankan, terdiri dari 11 dewasa dan 4 anak yang masih dalam pendalaman.

Kajari Kediri, Ismaya Hera Wardanie, menegaskan komitmennya menindak tegas pelaku anarkisme. Namun, khusus pelajar, pendekatan hukum tetap memperhatikan perlindungan anak.

“Di satu sisi, kita harus melindungi anak-anak. Namun, tindakan mereka sudah mengarah pada perusakan,” tegasnya.

Museum Jadi Sasaran Penjarahan, Mas Dhito Minta Artefak Dikembalikan
Aksi anarkis yang dilakukan massa tak bertanggung jawab di komplek kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri ikut menyasar Museum Bagawanta Bhari serta menjarah salah satu benda peninggalan budaya.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) mengatakan akibat aksi malam itu kaca-kaca museum pecah. Salah satu benda peninggalan budaya yang hilang yakni fragmen Kepala Ganesha dan tiga koleksi wastra kain batik. Selain itu juga perusakan miniatur lumbung serta Arca Bodhisatwa.
Mas Dhito mengimbau kepada masyarakat apabila ada yang mengetahui keberadaan peninggalan budaya yang hilang tersebut untuk melapor. Khususnya, bagi oknum yang merasa mengambil dan menyimpan diharapkan untuk mau mengembalikan ke Pemkab Kediri.
“Kami berharap sekali bisa kembali, karena peninggalan budaya memiliki nilai sejarah jadi sangat tidak pantas untuk menjadi sasaran,” kata Mas Dhito, dalam keterangan tertulis, Minggu (31/8/2025).
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers yang didampingi Wakil Bupati Kediri (Wabup) Dewi Mariya Ulfa (Mbak Dewi), Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji serta Dandim 0809/Kediri Letkol Inf Ragil Jaka Utama, Minggu (31/08/2025).
Sementara itu, benda-benda peninggalan budaya yang ada di Museum Bagawanta Bhari pasca kejadian tersebut pada Minggu sore langsung diamankan oleh petugas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri.
Mas Dhito menegaskan pihaknya tidak membenarkan kejadian yang dilakukan massa Sabtu (30/8) malam. Selain museum, sebagian besar bangunan di komplek Kantor Pemkab Kediri hangus dibakar dan hanya menyisakan puing-puing.
Beberapa mobil yang terparkir di dalam juga tak luput dari sasaran. Kondisi itu pun menjadikan kantor pemerintahan lumpuh.
Gedung DPRD Kabupaten Kediri yang berada satu komplek juga ikut menjadi sasaran pembakaran. Begitu pula dengan Kantor Samsat di Jalan Soekarno-Hatta, Katang atau di depan komplek Kantor Pemkab Kediri.
Meski belasan kantor dan ruangan yang ada di Pemkab Kediri itu hangus dan dihadapkan pada keterbatasan baik tempat maupun sarana prasarana, Mas Dhito menekankan jalannya pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat akan tetap berjalan.
“Terutama dalam bidang pelayanan publik tetap berjalan,” pungkasnya.
Reportase Media Ronggolawe News
Mengabarkan