Solo, Ronggolawe News — Peringatan 40 hari surud dalem Paku Buwono (PB) XIII versi Lembaga Dewan Adat (LDA) berlangsung tenang namun sarat makna di Keraton Kasunanan Surakarta. Acara yang digelar di Sasana Handrawina itu menjadi momentum penting di tengah dinamika dualisme kepemimpinan Keraton yang hingga kini masih menjadi sorotan publik.
PB XIV Mangkubumi Hadir, Prosesi Berjalan Khidmat
Dalam peringatan tersebut, PB XIV Mangkubumi turut hadir memberikan penghormatan. Kehadirannya memberi warna tersendiri, mengingat peristiwa ini diselenggarakan oleh kubu LDA di bawah kepemimpinan Gusti Moeng, adik kandung PB XIII.
Sejak pukul 11.30 WIB, abdi dalem dan sentono keraton mulai berdatangan. Sekitar 250 orang ikut serta dalam rangkaian tahlil dan doa bersama, menghadirkan suasana teduh di tengah hiruk-pikuk perdebatan internal yang belum sepenuhnya mereda.
Mengapa Diperingati Lebih Awal?
Gusti Moeng menjelaskan alasan acara 40 hari digelar sehari lebih cepat dari tanggal seharusnya, Kamis (11/12/2025).
Menurutnya, pertimbangan cuaca hujan menjadi faktor utama, mengingat banyak tamu dari luar kota.

“Kalau sore hujan kan kasihan yang dari pinggiran kota. Untuk wilujengan seperti ini, lebih baik dimajukan daripada dimundurkan. Aturannya begitu,” jelasnya.
Tradisi memajukan waktu selamatan, khususnya bagi yang telah wafat, disebutnya sebagai adat yang tidak boleh dilewati atau ditunda hingga melampaui pergantian hari.
Rangkaian Tiga Hari: Khataman hingga Tahlil
Sebelum acara inti, LDA telah menggelar khataman Al-Qur’an yang dipimpin para abdi dalem juru suronoto.
Hari ini menjadi puncak rangkaian, ditandai dengan tahlil dan kirim doa yang dikuti keluarga besar Keraton serta abdi dalem.
Makna 40 Hari di Tengah Polemik Keraton
Peringatan 40 hari surud dalem ini bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga simbol penghormatan terhadap PB XIII sekaligus peneguhan posisi LDA dalam menjaga tradisi Keraton.

Bagi publik dan pemerhati budaya Jawa, momen ini menunjukkan bahwa di balik perbedaan pandangan mengenai legitimasi kepemimpinan, Keraton Kasunanan tetap berupaya menjaga ruh adat dan spiritualitas leluhur.
Ronggolawe News mencatat, kehadiran PB XIV Mangkubumi dalam prosesi ini memberi sinyal positif bahwa ruang rekonsiliasi—betapapun tipis—masih terbuka di tengah kompleksitas internal Keraton Solo.
Redaksi Ronggolawe News
Narasi berbeda, sudut pandang tegas, dan analisis budaya sebagai ciri khas jurnalisme kami.






























