Mojokerto, Ronggolawe News – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan dan Hari Bakti Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI ke-1, Lapas Kelas IIB Mojokerto kembali menunjukkan wajah baru pembinaan pemasyarakatan: kreatif, humanis, dan penuh transformasi.
Rabu (26/11/2025), aula kegiatan Lapas Mojokerto berubah menjadi panggung penuh warna. Warga binaan tampil dengan kostum megah bersayap, busana daerah, hingga kostum simbolik bertema Garuda. Tak sekadar berjalan di catwalk, mereka juga menampilkan drama perjuangan dengan gaya jenaka yang membuat seluruh penonton—yang juga warga binaan—tertawa lepas.
Di tengah suasana itu, Kadiono, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur, memberikan apresiasi tinggi. Menurutnya, kreativitas warga binaan bukan sekadar hiburan, tetapi bukti nyata bahwa pembinaan berjalan.
“Ini bukti konkret bahwa warga binaan mampu berkembang ketika diberi ruang berkreativitas. Tadi kita melihat langsung bagaimana fashion show dan drama singkat mereka mampu menyampaikan pesan perjuangan secara inovatif,” ujar Kadiono.
Pembinaan yang Berbuah Perubahan: Kreativitas yang Tidak Muncul Begitu Saja
Ronggolawe News mencatat, penampilan warga binaan dalam acara ini bukan hasil instan. Di balik layar, ada proses panjang pembinaan moral, disiplin, kepekaan, hingga kecerdasan emosional yang ditanamkan para petugas pemasyarakatan.
Pendampingan yang konsisten, keteladanan yang diperlihatkan sehari-hari, serta pendekatan kemanusiaan menjadi fondasi utama.
Kadiono menegaskan:
“Ketika petugas memberi contoh yang baik, warga binaan akan mengikuti. Role model itu penting. Sepanjang petugas bekerja dengan hati, warga binaan akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih positif.”
Panggung yang Membuat Lupa Bahwa Mereka Sedang Menjalani Pembinaan
Suasana semarak terasa sepanjang acara. Dalam momen inilah, batas antara pembinaan dan kebebasan seakan menipis—setiap peserta dan penonton larut dalam euforia kreativitas.
Warga binaan menampilkan beragam konsep:
gaya kompeni Belanda,
busana tradisional dari berbagai daerah,
kostum Garuda dengan nuansa patriotik,
hingga karakter-karakter pahlawan yang dikemas dalam drama jenaka penuh pesan moral.
Bukan hanya jajaran kementerian yang terpukau, tetapi seluruh warga binaan yang menonton menyambut penampilan tersebut dengan tepuk tangan panjang.
Kalapas Mojokerto: Kreativitas adalah Cara Baru Merawat Nasionalisme
Kepala Lapas IIB Mojokerto menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar perlombaan, tetapi bagian dari strategi pembinaan karakter.
“Meski di dalam binaan, mereka tetap bisa berkreasi dan mengembangkan bakat. Ini adalah cara kami menumbuhkan nasionalisme, mengenang jasa pahlawan, sekaligus membangun rasa percaya diri,” tegas Kalapas.
Acara ditutup dengan doa, foto bersama, dan harapan bahwa kreativitas warga binaan bukan berhenti di panggung, tetapi menjadi bekal ketika mereka kembali ke masyarakat.





























