Tuban, Ronggolawe News – Adanya Tukar guling 126 hektare (ha) berada di Hutan Jati Peteng Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Jawa Timur ditukar guling dengan lahan seluas 269 ha di Glenmor, Kabupaten Banyuwangi. Memicu kemarahan dan protes dari berbagai pihak, Karena dianggap bisa mendatangkan Bencana banjir hingga krisis air tanah pun mengancam Bumi Ronggolawe .
“Masyarakat Tuban adalah yang paling dirugikan atas tukar guling yang berbeda wilayah tersebut, Sebab yang kehilangan lahan hutan itu Tuban, bukan Banyuwangi,” ungkap Ali Baharudin, Pembina Yayasan Pecinta Alam Acarina Indonesia (YPAAI). saat dikonfirmasi oleh awak media yang tergabung di DPC AWDI Korwil Pantura, Jumat.19/11/2021
Menurut Ali, lebih tepat jika lahan hutan pengganti
untuk pembangunan mega proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) tersebut juga berada di Bumi Ronggolawe, kesepakatan tukar guling lahan hutan tersebut memang tidak menyalahi regulasi. Namun, dari sisi kerugian jelas Tuban yang dikorbankan. Karena konsekuensi dari deforestasi atau perubahan permanen lahan hutan tersebut mengakibatkan luas hutan di Tuban mengalami penurunan, ekologi mengalami kerusakan, dan potensi diterjang bencana pun muncul.
“Seluruh kerugian tersebut yang menerima Tuban, bukan tempat lain,” kritik aktivis lingkungan itu.
Masih Ali, Meski Hutan Jati Peteng lokasinya berada di dataran rendah, bencana yang timbul tetap sama buruknya dengan hutan di dataran tinggi. Terkait dampak kerusakan tersebut, dia menjelaskan, hutan di dataran rendah berfungsi sebagai pelindung muka bumi. Artinya, pepohonan yang tumbuh di hutan adalah selimut bagi bumi dan berperan mencegah bencana alam, seperti badai atau angin kencang.
“Jika pepohonan itu hilang, praktis badai tidak ada yang menghalau,” tegasnya.
Deforestasi berpotensi menurut bapak dua orang anak tersebut bisa mendatangkan banjir. Bencana musiman tersebut bisa menyambangi wilayah pemukiman sekitar hutan yang berubah fungsi. Pemicunya, lenyapnya fungsi hutan sebagai daerah resapan air.
Dijelaskan olehnya, Peran akar pepohonan di hutan, sangat vital dalam mengonversi air hujan menjadi air tanah. Jika air hujan tidak diserap dan dikonversi, niscaya banjir akan terjadi.
”Saat ini, daya serap air di Tuban terus berkurang dari waktu ke waktu,” ungkapnya.
Ali berharap, ke depan tukar guling lahan hutan tidak berada di kabupaten lain, dan agar PT Pertamina Rosneft dan Petrokimia membuka diri. Artinya, segala dampak baik dan buruk yang timbul akibat deforestasi untuk proyek GRR harus dipaparkan ke publlik. Dengan demikian, publik mengetahui kelanjutannya.
“Terpenting, strategi pasca deforestasi ini seperti apa? ,” ujarnya.(red).