Surabaya, Ronggolawe News —
Kabupaten Tuban kembali menegaskan posisinya sebagai daerah yang tidak hanya responsif, tetapi juga progresif dalam menjawab kebutuhan warganya. Melalui inovasi transportasi publik Si Mas Ganteng, Pemkab Tuban sukses menembus jajaran Top Inovasi Pelayanan Publik 2025 pada kategori Transportasi Digital, sekaligus menjadi etalase praktik baik pelayanan publik di tingkat Provinsi Jawa Timur.
Prestasi ini bukan datang tiba-tiba. Setelah dinobatkan sebagai daerah sangat inovatif dalam Innovative Government Award (IGA) 2025, Tuban kini menunjukkan bahwa inovasi bukan sekadar slogan kebijakan, melainkan kerja nyata yang berangkat dari kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Inovasi yang Berangkat dari Realitas Warga
Berbeda dari inovasi yang berhenti di ruang rapat, Si Mas Ganteng lahir dari persoalan konkret: keterbatasan akses transportasi aman dan terjangkau, terutama bagi pelajar dan kelompok rentan. Layanan transportasi publik gratis ini dirancang dengan pendekatan fungsional—armada modern, ramah pelajar, serta terintegrasi sistem digital untuk pemantauan perjalanan.
Langkah ini mengantarkan Si Mas Ganteng menjadi salah satu inovasi yang dipamerkan dalam Pameran Inovasi Pelayanan Publik 2025 yang digelar BRIDA Jawa Timur di Surabaya, Jumat (12/12).
Inovasi Bukan Perlombaan, tapi Gerakan
Kepala BRIDA Jawa Timur, Andriyanto, menekankan bahwa kompetisi inovasi pelayanan publik sejatinya bukan ajang formalitas, melainkan bagian dari transformasi tata kelola pemerintahan.
“Tahun ini kami menerima 231 proposal inovasi—angka tertinggi sepanjang pelaksanaan. Ini menunjukkan bahwa inovasi tumbuh dari keseharian aparatur yang peka terhadap masalah di lapangan,” ujarnya.
Pernyataan tersebut memperkuat posisi Si Mas Ganteng sebagai inovasi berbasis kebutuhan riil, bukan sekadar pemenuhan indikator lomba.

Ekosistem Menentukan Umur Inovasi
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menilai keberhasilan inovasi daerah tidak dapat dilepaskan dari keberanian kepala daerah membangun ekosistem yang kondusif.
“Inovasi tidak bisa hidup sendiri. Ia membutuhkan ruang, dukungan, dan keberlanjutan. Tanpa itu, inovasi akan berhenti sebagai proyek sesaat,” tegas Emil saat menyerahkan penghargaan.
Pesan tersebut menjadi penanda bahwa tantangan terbesar bukan meraih penghargaan, melainkan menjaga agar inovasi terus relevan dan berdampak.
Pemkab Tuban: Inovasi Harus Menyentuh
Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, menegaskan bahwa penghargaan ini adalah pengakuan atas kerja kolektif, bukan tujuan akhir. Menurutnya, Si Mas Ganteng hadir sebagai jawaban atas kebutuhan mobilitas masyarakat yang selama ini terabaikan.
“Inovasi harus menyentuh persoalan masyarakat. Kalau tidak dirasakan manfaatnya, berarti inovasi itu gagal,” ujarnya.
Pemkab Tuban, lanjutnya, berkomitmen membuka ruang kolaborasi agar aparatur terus kreatif dan responsif, memastikan inovasi tidak berhenti pada satu program saja.
Citra Baru Pelayanan Publik Tuban
Keberhasilan Si Mas Ganteng menembus Top Inovasi Pelayanan Publik 2025 menandai pergeseran paradigma pelayanan di Tuban—dari birokrasi yang menunggu, menjadi birokrasi yang bergerak. Transportasi publik kini tidak lagi diposisikan sebagai beban anggaran, melainkan investasi sosial untuk keselamatan, aksesibilitas, dan kualitas hidup warga.
Bagi Ronggolawe News, capaian ini menjadi pengingat bahwa pelayanan publik yang baik selalu berangkat dari keberanian mendengar, kemauan berbenah, dan konsistensi menjalankan perubahan. Tuban telah memulai langkah itu. Tantangannya kini adalah menjaga agar “Si Mas Ganteng” tetap melaju di jalur pelayanan yang berpihak pada rakyat.






























