Selasa, September 2, 2025
  • Beranda
  • Berita Utama
  • Hukum & Kriminal
  • Info Kesehatan
  • Investigasi
  • Nasional
  • Politik
  • Pendidikan
  • Seputar Jatim
    • Seputar Tuban
  • More
    • Olahraga
    • Tentang Kami
id Indonesian▼
X
en Englishid Indonesian
Ronggolawe News
  • Beranda
  • Berita Utama
  • Hukum & Kriminal
  • Info Kesehatan
  • Investigasi
  • Nasional
  • Politik
    Pada Musda XI   Winajat Secara Aklamasi Terpilih Menjadi Ketua DPD Golkar Kabupaten Mojokerto periode 2025–2030

    Pada Musda XI Winajat Secara Aklamasi Terpilih Menjadi Ketua DPD Golkar Kabupaten Mojokerto periode 2025–2030

    Megawati Kembali Terpilih sebagai Ketua Umum PDIP 2025–2030

    Megawati Kembali Terpilih sebagai Ketua Umum PDIP 2025–2030

    Reses, Gus Habib Reses di Desa Kalikatir Gondang Mojokerto

    Reses, Gus Habib Reses di Desa Kalikatir Gondang Mojokerto

    Ony Setiawan.S.E Dorong Pemuda Tuban Kembangkan UMKM di Era Digital

    Ony Setiawan.S.E Dorong Pemuda Tuban Kembangkan UMKM di Era Digital

    Anggota DPRD Provinsi Jatim dari Fraksi Golkar Gelar Sarasehan

    Anggota DPRD Provinsi Jatim dari Fraksi Golkar Gelar Sarasehan

    Anggota Dewan Gelar Reses I, Serap Aspirasi Masyarakat

    Anggota Dewan Gelar Reses I, Serap Aspirasi Masyarakat

    Trending Tags

    • Tuban
  • Pendidikan
    Dugaan Korupsi Rp64 Miliar di Dinas Pendidikan Jawa Timur, Kejati Jatim Naikkan Status ke Penyidikan

    Dugaan Korupsi Rp64 Miliar di Dinas Pendidikan Jawa Timur, Kejati Jatim Naikkan Status ke Penyidikan

    Perpisahan Siswa Kelas IX MTs Negeri 3 Mojokerto Berlangsung Meriah

    Perpisahan Siswa Kelas IX MTs Negeri 3 Mojokerto Berlangsung Meriah

    SDNU IQ Kediri Diduga Perkusi Anak Didik Karena Belum Bayar SPP

    SDNU IQ Kediri Diduga Perkusi Anak Didik Karena Belum Bayar SPP

    Siswa SMK di Tuban Diduga Tewas Tersengat Listrik saat Operasikan Mesin Bubut

    Siswa SMK di Tuban Diduga Tewas Tersengat Listrik saat Operasikan Mesin Bubut

    Kolaborasi Kementerian Agama Bersama Disdik Tuban dan Kacabdin Bojonegoro Pada Pembukaan Pondok Ramadhan

    Kolaborasi Kementerian Agama Bersama Disdik Tuban dan Kacabdin Bojonegoro Pada Pembukaan Pondok Ramadhan

    Kepsek Nyatakan SMA Negeri 1 Babat Bebas Dari Pungli

    Kepsek Nyatakan SMA Negeri 1 Babat Bebas Dari Pungli

  • Seputar Jatim
    • Seputar Tuban
  • More
    • Olahraga
    • Tentang Kami
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita Utama
  • Hukum & Kriminal
  • Info Kesehatan
  • Investigasi
  • Nasional
  • Politik
    Pada Musda XI   Winajat Secara Aklamasi Terpilih Menjadi Ketua DPD Golkar Kabupaten Mojokerto periode 2025–2030

    Pada Musda XI Winajat Secara Aklamasi Terpilih Menjadi Ketua DPD Golkar Kabupaten Mojokerto periode 2025–2030

    Megawati Kembali Terpilih sebagai Ketua Umum PDIP 2025–2030

    Megawati Kembali Terpilih sebagai Ketua Umum PDIP 2025–2030

    Reses, Gus Habib Reses di Desa Kalikatir Gondang Mojokerto

    Reses, Gus Habib Reses di Desa Kalikatir Gondang Mojokerto

    Ony Setiawan.S.E Dorong Pemuda Tuban Kembangkan UMKM di Era Digital

    Ony Setiawan.S.E Dorong Pemuda Tuban Kembangkan UMKM di Era Digital

    Anggota DPRD Provinsi Jatim dari Fraksi Golkar Gelar Sarasehan

    Anggota DPRD Provinsi Jatim dari Fraksi Golkar Gelar Sarasehan

    Anggota Dewan Gelar Reses I, Serap Aspirasi Masyarakat

    Anggota Dewan Gelar Reses I, Serap Aspirasi Masyarakat

    Trending Tags

    • Tuban
  • Pendidikan
    Dugaan Korupsi Rp64 Miliar di Dinas Pendidikan Jawa Timur, Kejati Jatim Naikkan Status ke Penyidikan

    Dugaan Korupsi Rp64 Miliar di Dinas Pendidikan Jawa Timur, Kejati Jatim Naikkan Status ke Penyidikan

    Perpisahan Siswa Kelas IX MTs Negeri 3 Mojokerto Berlangsung Meriah

    Perpisahan Siswa Kelas IX MTs Negeri 3 Mojokerto Berlangsung Meriah

    SDNU IQ Kediri Diduga Perkusi Anak Didik Karena Belum Bayar SPP

    SDNU IQ Kediri Diduga Perkusi Anak Didik Karena Belum Bayar SPP

    Siswa SMK di Tuban Diduga Tewas Tersengat Listrik saat Operasikan Mesin Bubut

    Siswa SMK di Tuban Diduga Tewas Tersengat Listrik saat Operasikan Mesin Bubut

    Kolaborasi Kementerian Agama Bersama Disdik Tuban dan Kacabdin Bojonegoro Pada Pembukaan Pondok Ramadhan

    Kolaborasi Kementerian Agama Bersama Disdik Tuban dan Kacabdin Bojonegoro Pada Pembukaan Pondok Ramadhan

    Kepsek Nyatakan SMA Negeri 1 Babat Bebas Dari Pungli

    Kepsek Nyatakan SMA Negeri 1 Babat Bebas Dari Pungli

  • Seputar Jatim
    • Seputar Tuban
  • More
    • Olahraga
    • Tentang Kami
No Result
View All Result
Ronggolawe News
No Result
View All Result
Home Opini

Rakyat Dibenturkan dengan Polisi, DPR ke Mana?

avatar by Ronggolawe News
1 September 2025
in Opini
6 min read
0
Rakyat Dibenturkan dengan Polisi, DPR ke Mana?
0
SHARES
10
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Anto Sutanto
Pemimpin Redaksi Media Ronggolawe News

Setiap kali rakyat turun ke jalan, selalu ada satu pola yang berulang: barisan aparat kepolisian berjejer di depan gedung DPR, seakan-akan mereka bukan pengayom masyarakat, melainkan tembok besi yang melindungi kursi-kursi empuk para wakil rakyat.

RelatedPosts

Indonesia di Ujung Kesabaran: Saat Rakyat Bangkit Melawan Kemunafikan Penguasa

Jurnalis sebagai Pilar Utama

Padahal rakyat yang datang bukan untuk berhadapan dengan polisi, melainkan ingin ditemui, didengar, dan diberi jawaban oleh anggota DPR yang katanya mewakili mereka. Namun kenyataannya, DPR lebih sering bersembunyi di balik pagar kawat berduri dan tameng polisi, enggan keluar menatap mata rakyat yang mereka wakili.

Inilah yang membuat setiap demonstrasi sering berubah menjadi benturan. Bukan karena rakyat ingin rusuh, tetapi karena negara justru menjadikan polisi sebagai benteng politik. Polisi dipaksa menjadi “perisai kekuasaan” yang menanggung amarah rakyat, sementara DPR menikmati kenyamanan ruang rapat ber-AC tanpa harus menghadapi gelombang kekecewaan rakyat secara langsung.

Fenomena ini bukan sekadar masalah teknis keamanan, tetapi masalah moral politik. DPR seharusnya menjadi ruang dialog rakyat, bukan benteng eksklusif yang hanya bisa diakses lewat izin dan protokol. Jika wakil rakyat benar-benar berani, mereka akan keluar menemui demonstran, berdialog, bahkan jika perlu berbeda pendapat secara terbuka di jalanan.

Ironisnya, ketika benturan terjadi, pemerintah sering menyalahkan “provokator” atau bahkan menyebut adanya “tunggangan asing”. Seakan-akan rakyat yang sudah muak dan menuntut keadilan dianggap tidak punya kesadaran sendiri. Inilah bentuk penghinaan paling nyata terhadap kedaulatan rakyat.

Pertanyaan mendasar: sampai kapan DPR terus berlindung di balik tameng aparat? Sampai kapan rakyat harus berhadapan dengan polisi, bukan dengan wakil yang mereka pilih sendiri?

Jika pola ini terus berulang, bukan hanya citra DPR yang hancur, tetapi juga kepercayaan rakyat terhadap negara. Dan ketika rakyat kehilangan kepercayaan, benteng sebesar apapun tak akan mampu menahan gelombang perubahan.

Ada beberapa faktor yang membuat demonstrasi sering berujung pada gesekan antara rakyat dan aparat kepolisian, meskipun tuntutan utama demonstran biasanya sederhana: ingin didengar dan ditemui wakil rakyat/DPR.

Beberapa sebab yang sering terjadi:

  1. Paradigma keamanan
    Polisi di Indonesia lebih sering memandang demo sebagai potensi ancaman ketertiban umum, bukan sebagai hak demokratis rakyat. Akibatnya pendekatannya lebih ke represif daripada dialogis.
  2. Kultur politik DPR
    Banyak anggota DPR enggan turun langsung menemui massa, sehingga terjadi “kekosongan komunikasi”. Celah ini biasanya diisi polisi sebagai “tameng” DPR, sehingga rakyat merasa mereka dibenturkan.
  3. Instruksi pengamanan
    Aparat menjalankan SOP ketat untuk mencegah kerusuhan, tetapi sering kali over-acting, seperti membubarkan paksa atau menghalangi akses masuk, yang justru memicu kemarahan massa.
  4. Kurangnya ruang dialog
    Akses rakyat ke DPR atau pemerintah kadang diputus oleh birokrasi. Alih-alih menyiapkan jembatan komunikasi, negara justru menyiapkan barisan aparat.
  5. Politik alibi
    Pemerintah dan DPR kadang menggunakan aparat sebagai “perisai politik”, sehingga seolah benturan terjadi antara rakyat vs polisi, padahal substansi sebenarnya rakyat menuntut jawaban DPR.

Intinya, rakyat tidak pernah ingin berhadapan dengan polisi, tetapi ingin didengar DPR. Polisi sering ditempatkan sebagai pagar besi, dan ketika dialog tidak terbuka, benturan jadi sulit dihindari.

Bila Rakyat Sudah Muak: Menyalahkan Asing atau Menyalahkan Diri Sendiri?

Gelombang ketidakpuasan rakyat semakin nyata. Dari jalanan hingga ruang digital, suara-suara kritis rakyat menggema, menandakan satu hal: rakyat sudah muak. Mereka tidak lagi mampu menahan derita penindasan yang ironisnya justru datang dari bangsa sendiri—dari kebijakan yang menindas, dari aparat yang represif, hingga dari penguasa yang sibuk mempertahankan citra ketimbang mendengarkan jeritan masyarakat.

Namun, yang lebih menyakitkan adalah sikap pemerintah yang kerap mengalihkan isu. Alih-alih melakukan introspeksi, mereka dengan enteng menyalahkan “tunggangan pihak asing”. Narasi klasik yang seolah menjadi tameng suci untuk menutupi kebobrokan pengelolaan negeri ini.

Pertanyaannya sederhana: sampai kapan rakyat akan terus dituduh sebagai korban provokasi asing? Apakah pemerintah begitu buta hingga tidak mampu melihat bahwa sumber kemarahan rakyat berasal dari dalam negeri sendiri? Dari kebijakan yang tidak berpihak, dari kesenjangan yang semakin melebar, dan dari rasa keadilan yang semakin terkoyak.

Menuding asing adalah cara mudah untuk lari dari tanggung jawab. Tapi rakyat bukan lagi massa yang bisa dibohongi dengan jargon murahan. Mereka paham, yang menindas bukanlah bangsa asing, melainkan segelintir elite yang seharusnya melindungi mereka.

Bila rakyat sudah muak, kemarahan itu bukan lagi sekadar kritik. Itu adalah tanda alarm keras yang harus dijawab dengan perubahan nyata, bukan dengan kambing hitam. Sejarah membuktikan: saat penguasa menutup telinga, rakyat akan membuka jalan.

Indonesia tidak butuh alasan, Indonesia butuh keberanian untuk jujur.

Secara konstitusional, kedudukan DPR RI (pusat) dan DPRD (daerah) diatur dalam UUD 1945. Karena itu, tidak sembarang lembaga bisa membubarkannya. Berikut penjelasannya:

  1. DPR RI (Pusat)

DPR adalah lembaga negara yang dipilih langsung oleh rakyat lewat pemilu.

Tidak bisa dibubarkan oleh presiden, pemerintah, maupun lembaga lain.

Jika ada perubahan kedudukan, fungsi, atau bahkan pembubaran DPR, hal itu hanya bisa dilakukan lewat Amandemen UUD 1945 oleh MPR.

Artinya, satu-satunya cara membubarkan DPR adalah melalui perubahan konstitusi.

  1. DPRD (Daerah)

DPRD adalah lembaga legislatif daerah, juga dipilih lewat pemilu.

Sama halnya, tidak bisa dibubarkan oleh kepala daerah (bupati, wali kota, gubernur), presiden, atau menteri.

Bila ada masalah serius (misalnya anggota DPRD melakukan korupsi massal), yang bisa terjadi adalah pembekuan sementara aktivitas DPRD oleh Mendagri dengan dasar hukum yang jelas, bukan pembubaran permanen.

Untuk benar-benar menghapus DPRD, lagi-lagi hanya bisa lewat perubahan UU Pemerintahan Daerah dan konstitusi, karena DPRD merupakan amanat UUD 1945 Pasal 18.

  1. Kesimpulan

👉 Jadi, baik DPR maupun DPRD tidak bisa dibubarkan oleh presiden atau pemerintah.
👉 Pembubarannya hanya mungkin lewat perubahan UUD 1945 (untuk DPR) atau perubahan UU + UUD (untuk DPRD).
👉 Yang berwenang melakukan amandemen UUD adalah MPR (gabungan DPR dan DPD).

📌 Dengan kata lain: secara hukum, jalan satu-satunya membubarkan DPR/DPRD adalah lewat jalur konstitusi, bukan keputusan sepihak eksekutif.

Media Ronggolawe News: Suara Kebenaran, Suara Rakyat.

Puisi Kemarahan Rakyat

Oleh: Anto Sutanto
Pemimpin Redaksi Media Ronggolawe News

Di jalan-jalan berdebu, suara rakyat menggema,
teriakan bukan lagi bisikan, tapi gelegar dada.
Mereka turun bukan untuk hura-hura,
melainkan karena janji penguasa berubah jadi luka.

DPR yang mestinya rumah aspirasi,
menutup pintu, mengunci hati.
Polisi dijadikan tameng berdiri,
membenturkan saudara dengan saudari.

Apakah negeri ini milik segelintir kuasa?
Apakah rakyat hanya boneka di panggung sandiwara?
Kesabaran telah mencapai ujung tebing,
dan air mata berubah jadi bara yang kering.

Dari desa, kota, hingga pelosok negeri,
demonstrasi meletup, meluas tak terbendung lagi.
Rakyat bersatu dalam satu kata,
“Kami muak, kami tidak akan diam selamanya!”

Sejarah menulis dengan darah dan keberanian,
ketika keadilan dibungkam, rakyat jadi titian.
Dan bila penguasa terus berpura-pura,
maka badai rakyatlah yang jadi penentunya.

Tags: DPRke Mana?Rakyat Dibenturkan dengan Polisi
Previous Post

Tomoro Coffee Diduga Langgar Himbauan Desa Tulungrejo Terkait Batas Jam Operasional

avatar

Ronggolawe News

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Rakyat Dibenturkan dengan Polisi, DPR ke Mana?
  • Tomoro Coffee Diduga Langgar Himbauan Desa Tulungrejo Terkait Batas Jam Operasional
  • Pemerintah Desa Tulungrejo Keluarkan Himbauan Keamanan, Warga Diminta Lebih Waspada
  • Indonesia di Ujung Kesabaran: Saat Rakyat Bangkit Melawan Kemunafikan Penguasa
  • Demo yang Berujung Duka: Ketika Aspirasi Terbungkam dengan Nyawa

Komentar Terbaru

  • Margaret936 pada Proyek Pemeliharaan Jalan di Mojokerto Diduga Gunakan Tanah Brungki, untuk Alas Cor, Kualitas Dipertanyakan

RelatedPosts

Indonesia di Ujung Kesabaran: Saat Rakyat Bangkit Melawan Kemunafikan Penguasa

Jurnalis sebagai Pilar Utama

Info Penting

Recent Post

Rakyat Dibenturkan dengan Polisi, DPR ke Mana?
Opini

Rakyat Dibenturkan dengan Polisi, DPR ke Mana?

1 September 2025
Tomoro Coffee Diduga Langgar Himbauan Desa Tulungrejo Terkait Batas Jam Operasional
Seputar Jatim

Tomoro Coffee Diduga Langgar Himbauan Desa Tulungrejo Terkait Batas Jam Operasional

1 September 2025
Pemerintah Desa Tulungrejo Keluarkan Himbauan Keamanan, Warga Diminta Lebih Waspada
Seputar Jatim

Pemerintah Desa Tulungrejo Keluarkan Himbauan Keamanan, Warga Diminta Lebih Waspada

31 Agustus 2025
Indonesia di Ujung Kesabaran: Saat Rakyat Bangkit Melawan Kemunafikan Penguasa
Opini

Indonesia di Ujung Kesabaran: Saat Rakyat Bangkit Melawan Kemunafikan Penguasa

30 Agustus 2025
Demo yang Berujung Duka: Ketika Aspirasi Terbungkam dengan Nyawa
Tragedi nasional

Demo yang Berujung Duka: Ketika Aspirasi Terbungkam dengan Nyawa

30 Agustus 2025

Kategori

  • Berita Utama
  • Hukum & Kriminal
  • Info Kesehatan
  • Investigasi
  • Kebudayaan dan Religi
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik
  • Seputar Jatim
  • Seputar Tuban
  • Siaran Pers
  • TNI & POLRI
  • Tokoh
  • Tragedi nasional
  • Uncategorized

Ronggolawe News by IBII System

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita Utama
  • Hukum & Kriminal
  • Info Kesehatan
  • Investigasi
  • Nasional
  • Politik
  • Pendidikan
  • Seputar Jatim
    • Seputar Tuban
  • More
    • Olahraga
    • Tentang Kami

© 2020 ronggolawenews.com design ibi system

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In