Jakarta, Ronggolawe News – Ribuan massa buruh dari berbagai serikat pekerja turun ke jalan menyuarakan 10 tuntutan rakyat pekerja yang ditujukan kepada pemerintah dan parlemen. Aksi ini dikomandoi Forum Urun Rembug Nasional Serikat Pekerja Serikat Buruh dengan membawa spanduk besar berisi poin-poin desakan yang disebut sebagai harga mati demi kesejahteraan buruh dan rakyat kecil.Hari ini, 10 September 2025 lokasi di JL. Merdeka Selatan (MH Thamrin) Jakarta Pusat.

Di tengah teriknya matahari, barisan buruh menyuarakan keresahan yang selama ini diabaikan oleh penguasa. Mereka menegaskan, reformasi birokrasi dan lembaga negara harus benar-benar berpihak pada rakyat, bukan sekadar jargon kosong.
Isi 10 Tuntutan Buruh
- Reformasi total lembaga negara: DPR, DPD, Polri, TNI, MA, MK agar bersih dari kepentingan oligarki.
- Pecat anggota DPR RI yang dianggap menghianati mandat rakyat.
- Reshuffle total kabinet yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.
- Hentikan kekerasan aparat terhadap mahasiswa dan aktivis.
- Hapuskan pajak yang membebani rakyat kecil, bukan hanya menguntungkan korporasi.
- Turunkan harga sembako, tarif dasar listrik, gas LPG, BBM dan kebutuhan pokok lainnya.
- Sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.
- Terapkan standar upah minimum nasional sebesar Rp7,1 juta sesuai standar BAZNAS.
- Reformasi jaminan sosial: tolak iuran BPJS yang mencekik, hentikan komersialisasi pendidikan dan kesehatan.
- Tegakkan keadilan ekologis: stop perampasan tanah, kriminalisasi petani, buruh, nelayan, serta wujudkan keberpihakan nyata terhadap lingkungan hidup.
Nada Perlawanan Buruh
Dalam orasinya, para buruh menyebut pemerintah saat ini telah berubah menjadi mesin tirani yang hanya menguntungkan segelintir elit. Sementara rakyat pekerja semakin terhimpit oleh pajak, biaya hidup mahal, dan upah yang jauh dari kata layak.
“Bangkit, bergerak, hancurkan tirani!” teriak massa, menyatukan suara di tengah riuh kendaraan yang terjebak kemacetan akibat aksi ini.
Pesan Tajam untuk Pemerintah
Aksi ini bukan sekadar ritual tahunan buruh, melainkan peringatan keras kepada penguasa. Bila tuntutan tidak segera direspons, maka gelombang perlawanan dipastikan makin membesar.
Buruh mengingatkan pemerintah bahwa amanat konstitusi adalah menyejahterakan rakyat, bukan mengabdi pada kepentingan modal dan oligarki.
Ronggolawe News menegaskan, suara buruh kali ini adalah alarm demokrasi: jika terus diabaikan, api perlawanan bisa menjalar lebih luas.
Reporter : P.S. Aditama