Kediri, Ronggolawe News – Adanya Proyek pembangunan Tol Kediri-Tulungagung membawa optimisme bagi kemajuan infrastruktur, namun di sisi lain juga menyisakan duka bagi warga yang terdampak.
Salah satunya adalah Mak Jinem, warga Dusun Sambirejo, Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, yang harus rela kehilangan warung kelontong dan usaha nasi gorengnya akibat eksekusi lahan untuk proyek tersebut.
Usaha yang selama ini menjadi sumber penghidupannya kini hancur, pelanggan setia pun menghilang. Tak hanya itu, ia mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Dalam kondisi sulit, Mak Jinem terpaksa membangun toko darurat di sisa lahan yang ada dengan biaya sendiri, sekadar untuk menghabiskan stok dagangan yang masih tersisa.
Persoalan lain yang dihadapinya adalah nilai ganti rugi lahan yang dinilai tidak sebanding. Lahan rumahnya dihargai Rp2,3 juta per meter, jauh lebih rendah dibandingkan lahan di sebelah barat yang mencapai Rp4,4 juta per meter, meskipun sama-sama bersertifikat.
Sebelum eksekusi lahan berlangsung, Mak Jinem sudah lebih dulu mengalami kerugian Rp60 juta akibat harus membongkar kanopi teras rumahnya untuk pelebaran jalan. Sayangnya, ganti rugi tahap pertama pun dianggap tidak mencukupi. Kini, dalam keterbatasan, ia harus berjuang untuk bertahan hidup.
Saat ditemui di rumahnya, Mak Jinem tak kuasa menahan tangis.
“Saya benar-benar bingung harus bagaimana. Usaha saya hancur, warung kelontong dan nasi goreng saya sudah tidak bisa berjalan seperti dulu. Ganti rugi yang diberikan juga jauh dari cukup untuk memulai kembali usaha,” ujarnya dengan suara lirih.
Ia berharap pemerintah dapat memberikan solusi yang lebih adil agar warga terdampak tidak semakin terpuruk.
Kisah Mak Jinem menjadi cerminan bagaimana proyek infrastruktur berskala nasional seharusnya tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat terdampak.
Harapan pun tertuju pada pemerintah agar kebijakan ganti rugi dapat lebih manusiawi, sehingga tidak ada lagi air mata kesedihan di balik proyek nasional ini.
Reportase cak tong