Blora, Ronggolawe News – Duka mendalam atas berpulangnya Mbah Lasiyo, sesepuh Sedulur Sikep (komunitas Samin) di Blora, terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Salah satunya datang dari Ketua Dewan Pendiri Pesanggrahan Punakawan Muda Ranggalawe (PPMR), Ki Anto Sutanto yang menyampaikan rasa belasungkawa dan penghormatan terakhir atas wafatnya tokoh pemelihara nilai kejujuran dan kesederhanaan tersebut.
Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Ronggolawe News, Ketua Dewan Pendiri PPMR tersebut menyebut kepergian Mbah Lasiyo merupakan kehilangan besar bagi masyarakat Jawa, khususnya bagi dunia budaya dan spiritualitas lokal yang selama ini dijaga oleh para sedulur Sikep.
“Kami menyampaikan duka cita yang sangat mendalam atas wafatnya Mbah Lasiyo. Beliau bukan hanya sesepuh komunitas Samin, tetapi penjaga nilai-nilai moral tentang kejujuran, kesederhanaan, dan keluhuran budi,” tulis Ki Anto Sutanto Ketua Dewan Pendiri Pesanggrahan Punakawan Muda Ranggalawe.
Ki Anto Sutanto menilai Mbah Lasiyo merupakan sosok yang memegang teguh prinsip hidup ora dumeh, ora serakah, ora adigang, serta mampu memberi teladan bahwa kesabaran dan kebaikan dapat menjadi kekuatan sosial.
“Ajaran beliau agar manusia tidak membalas kebencian dengan kebencian, tetapi dengan kebaikan, adalah warisan yang harus terus dijaga,” lanjutnya.
Pihak Pesanggrahan Punakawan Muda Ranggalawe juga mengajak generasi muda untuk terus menjaga kebudayaan lokal, tradisi Suro, dan nilai-nilai kearifan Jawa yang diperjuangkan Mbah Lasiyo sepanjang hidupnya.
“Semoga segala keteladanan beliau menjadi suluh penerangan bagi masa depan budaya bangsa. Selamat jalan Mbah Lasiyo, semoga husnul khotimah, dan cahaya amal jariyahmu terus bersinar,” tutup Ki Anto Sutanto.

Pesan Terakhir Mbah Lasiyo untuk Negeri: Wayang Jangan Pernah Padam di Bulan Suro
Kepergian Mbah Lasiyo, salah satu sesepuh terkemuka Sedulur Sikep (Samin) di Blora, bukan hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga amanat besar tentang pentingnya menjaga warisan budaya Jawa. Tokoh yang selama hidupnya dikenal teguh memegang nilai kejujuran dan kesederhanaan itu mengembuskan napas terakhir pada Kamis (20/11/2025) malam di RS Kariadi Semarang.
Jenazah tiba di rumah duka di Dukuh Karangpace, Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, pada Jumat dini hari pukul 03.00 WIB, sebelum disemayamkan di Pendopo Samin dan disholatkan di Masjid Baitul Hadi usai salat Jumat. Ribuan peziarah, tokoh masyarakat, dan para sedulur Sikep turut mengiringi prosesi pemakaman di area situs Mbah Samin Suro Engkrek, tempat Mbah Lasiyo akan beristirahat untuk selamanya.
Warisan Nilai: Anti Dengki, Anti Benci, Anti Dusta
Bagi Bupati Blora, Arief Rohman, Mbah Lasiyo bukan hanya tokoh adat, tetapi guru kehidupan.
“Beliau adalah sosok yang mengajarkan tentang kebaikan dan kejujuran. Bahwa manusia tidak boleh dengki, srei, benci, atau membalas keburukan dengan keburukan,” ujar Arief dengan mata berkaca-kaca.
Arief berharap nilai-nilai itu terus diwariskan generasi berikutnya. Menurutnya, keteladanan Mbah Lasiyo bukan hanya milik Sedulur Sikep, tetapi modal moral bagi seluruh masyarakat Blora.
Amanat Kebudayaan: Wayang untuk Menjaga Roh Peradaban
Mendiang Mbah Lasiyo dikenal sebagai penjaga tradisi yang tak kenal lelah memperjuangkan pelestarian budaya Jawa. Salah satu pesan terakhirnya kepada Bupati Blora adalah agar tradisi gelar wayang di bulan Suro tidak pernah terputus.
“Beliau selalu mengingatkan bahwa budaya jangan sampai hilang. Pesan beliau: saat bulan Suro, tanggaplah wayang. Itu amanat yang akan kami jaga,” ungkap Arief.
Tradisi ini dipandang Mbah Lasiyo bukan sebatas pertunjukan, tetapi perangkat spiritual untuk memperkuat karakter masyarakat sekaligus penghormatan kepada leluhur.
Doa dan Rasa Hormat dari Polresta Blora
Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, turut hadir mengiringi kepergian tokoh yang dianggap sebagai penjaga moral masyarakat itu.
“Beliau tokoh sesepuh yang kami hormati. Kami banyak mendapat nasihat tentang bagaimana menjadi manusia yang baik dan jujur,” ujar Wawan.
“Apabila ada orang membenci kita, jangan dibalas dengan kebencian. Balaslah dengan kebaikan,” kenang Wawan tentang ajaran yang sering disampaikan Mbah Lasiyo.
Kepergian Sang Penjaga Kearifan Lokal
Mbah Lasiyo telah pergi, namun nilai yang ia titipkan terus hidup dalam ingatan dan tindakan masyarakat Blora. Amanat tentang pelestarian budaya dan kejujuran kini menjadi tugas bersama—terutama para pemimpin daerah yang pernah mendapat wejangan langsung darinya.
Selamat jalan, Mbah.
Warisanmu akan kami jaga.
🕯️ Redaksi Ronggolawe News mengucapkan duka cita mendalam atas wafatnya Mbah Lasiyo, sesepuh Sedulur Sikep Blora.
Semoga seluruh keteladanan almarhum menjadi cahaya bagi generasi mendatang





























